Japarin: Impiannya Batam Jadi Pintu Ekspor Indonesia

Dengan taat prinsip dan menegakkan semua aturan main, hanya dalam tempo 2 bulan Syahril berhasil menekan kebocoran sebesar 16 persen dan meningkatkan penghasilan perusahaan sebesar 30 persen.

Di tengah intrik dan ketidak-senangan dari beberapa pihak baik internal maupun eksternal, Syahril mendapatkan beberapa penghargaan, yaitu BUMD Terbaik, CEO Terbaik, dan PDAM Terbaik pada tahun pertama ia memimpin perusahaan milik daerah tersebut.

Keberhasilan Syahril mengelola PDAM di Pontianak mengundang tawaran dari sebuah perusahaan air minum di DKI Jakarta. Ia pun menerima dan menduduki jabatan sebagai CEO PT Thames PAM Jaya yang sekarang bernama PT Aetra.

Di tengah beragamnya karyawan bahkan juga ada direksi yang berkebangsaan asing, Syahril melakukan perombakan dan pembenahan yang kemudian membuat perusahaan tersebut mendapatkan penghargaan sebagai perusahaaan terbaik dan juga CEO terbaik untuk prestasi pribadinya.

Keberhasilan demi keberhasilan akhirnya juga membuat Menteri BUMN Azwar Abubakar tertarik untuk mengajaknya membenahi perusahaan pelayaran PT Djakarta Lloyd yang tengah karam.

Terpanggil jiwa nasionalisnya, Syahril pun tidak menampik. Ia masuk ke dalam perusahaan yang dikatakan terlilit hutang sebesar 1 trilyun rupiah tersebut.

Namun setelah ditelusuri ternyata PT Djakarta Lloyd menanggung beban hutang lebih dari 3 trilyun rupiah, dan lebih parahnya lagi kapal-kapal milik perusahaan itu disita tidak lama setelah ia dipercaya menduduki pucuk pimpinan.

Dengan segala daya dan upaya ia berusaha dari minggu ke minggu mencari dana untuk uang makan dan transportasi para karyawan. Dengan tabah dan penuh pengorbanan demi membela sebuah perusahaan milik bangsa, Syahril pun rela tidak menerima gaji selama perusahaan belum mendatangkan keuntungan.

Ketabahan Syahril akhirnya membuahkan hasil. Pada bulan ke-17 PT Djakarta Lloyd mendapatkan order dari PT PLN, yang merupakan order pertama dalam masa kepemimpinannya.

Setelah itu order-order berikutnya pun datang. Sebelum meninggalkan PT Djakarta Lloyd, Syahril berhasil mendapatkan 15 order berikutnya.

Dengan alasan ketabahan dan integritas yang ada pada diri Syahril, pada Mei 2013 Menteri BUMN Dahlan Iskan pun akhirnya menarik Syahril dari PT Djakarta Lloyd untuk mengurus perusahaan transportasi laut milik negara yang lebih besar, yaitu PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) yang juga tengah berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan.

Dalam ajang Anugerah Business Review 2010 yang diikuti oleh 650 perusahaan yang terdiri dari Listed Company, BUMN maupun Swasta Nasional-Multinasional, dan berlangsung di Sands Expo & Convention Center – 10 Bayfront Avenue, Singapura, pada akhir November 2010 yang juga dihadiri oleh Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Syahril Japarin dan perusahaan yang dipimpinnya, PT Aetra, dianugerahi lima penghargaan, yaitu Peringkat 1 Pemimpin Perusahaan Terbaik 2010, kategori Overall Inner Power dan Peringkat 5 Pemimpin Perusahaan Terbaik 2010

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: