Harga Minyak Mentah Terus Melambung Tembus USD 96 Per Barel

pengeboran sumur minyak pertamina

EDITOR.ID, Jakarta,- Minyak mentah di pasaran dunia terus melambung dan menembus level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Di pasar berjangka Brent harga minyak naik menyentuh level di atas USD 96 atau setara Rp 1,37 juta (kurs Rp 14.277) per barel pada hari Senin.

Sebelum akhirnya turun kembali sedikit. Harga, yang sekarang mendekati level tertinggi sejak 2014, dapat membebani pertumbuhan ekonomi dan membuat masalah inflasi dunia menjadi lebih buruk.

Analis minyak UBS Giovanni Staunovo mengatakan harga minyak menyentuh level tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun.

“Tidak ada yang benar-benar bisa membaca pikiran Presiden Putin. Tetapi gangguan pasokan sebagai akibat konflik antara Rusia dan Ukraina dapat mengirim minyak di atas Rp1,43 juta per barel untuk pertama kalinya dalam lebih dari tujuh tahun,” ujarnya, melansir CNN, Senin (15/02/2022).

Rusia adalah salah satu produsen minyak dan gas alam terbesar di dunia. Investor khawatir bahwa konflik dengan Ukraina dapat merusak infrastruktur energi di kawasan itu, dan sanksi terhadap Rusia oleh negara-negara Barat dapat memukul ekspor negara itu.

Ada juga kekhawatiran bahwa Putin dapat mempersenjatai ekspor minyak dan gas untuk menekan Eropa, yang bergantung pada Rusia untuk pasokan energinya.

Situasinya sangat rumit mengingat ketegangan yang sudah terjadi di pasar minyak. Permintaan energi melonjak karena pembatasan era pandemi Covid-19 dicabut dan perjalanan kembali meningkat, sementara persediaan menipis.

Ada tekanan pada Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu utama seperti Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, untuk meningkatkan pasokan. Tetapi OPEC+ sudah berjuang untuk memenuhi tujuan yang dinyatakan.

“Jika kesenjangan terus-menerus antara output OPEC+ dan tingkat targetnya berlanjut, ketegangan pasokan akan meningkat, meningkatkan kemungkinan lebih banyak volatilitas dan tekanan kenaikan pada harga,” kata Badan Energi Internasional dalam sebuah laporan pekan lalu.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab bisa berbuat lebih banyak, tetapi Staunovo berpikir ini tidak mungkin terjadi kecuali situasinya benar-benar meningkat.

Pekan lalu, Natasha Kaneva, kepala strategi komoditas global JPMorgan, mengatakan bahwa harga minyak bisa “dengan mudah” meroket menjadi Rp1,71 juta per barel jika ekspor minyak mentah Rusia dipengaruhi oleh ketegangan dengan Ukraina.

Harga minyak yang lebih tinggi dapat mengejutkan ekonomi negara-negara yang mengonsumsi banyak minyak dan merugikan kantong konsumen yang sudah tegang.

Harga rata-rata satu galon bensin di Amerika Serikat naik menjadi hampir Rp 49,82 ribu pada hari Senin, naik dari Rp 47,25 ribu satu bulan lalu.

“Dengan inflasi saat ini pada level tertinggi multi-dekade dan ketidakpastian seputar prospek inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, hal terakhir yang dibutuhkan pemulihan ekonomi global adalah kenaikan harga energi,” Janet Henry, kepala ekonom di HSBC.

Masih ada lagi: Ketakutan akan invasi Rusia tidak hanya mengguncang pasar minyak. Saham global juga turun pada hari Senin. Aksi jual paling tajam di Eropa, di mana DAX Jerman turun 2,2% dan CAC 40 Prancis turun 2,3%. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: