Gus Muwafiq Ngaji Bareng Habib Cucu Nabi Muhammad SAW

Juga menjaga telinga dari pendengaran-pendengaran ghibah, adu domba dan perkataan-perkataan yang keji. Menjaga lisan dan seluruh anggota tubuh dari hal-hal yang mengotorinya. Dan ini adalah dasar kita untuk mencapai kesucian hati dan batin.

Yang dimaksud ‘kesucian hati’ adalah terhindar dari kesombongan, kebencian, iri, dengki dan semua hal yang dapat mengotorinya. Maka Allah akan membersihkan hati kita dan bertajalliy dengan namaNya ‘al-Wadud’, sehingga terpancarlah dari kita sifat kasih sayang. Tidaklah yang dipancarkan oleh para ulama salih terkecuali apa yang disifatkan Allah kepada NabiNya Saw. (QS. al-Anbiya ayat 107), “Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat (kasih sayang) bagi semesta alam”.

Sangat banyak para ulama yang datang ke Indonesia sedangkan penduduk setempat tidak dapat memahami bahasa mereka. Akan tetapi karena dibawa dari wajah dan tutur kata yang penuh kasih sayang, sehingga Islam masuk dengan mudah di berbagai penjuru negeri ini. Dan prinsip dakwah mereka adalah seperti yang dipegang dalam Thariqah Alawiyah, ada lima pondasi; ilmu, amal, ikhlas, khasy-yah (takut kepada Allah), dan wara’.

Ilmu yang menjadikan kita paham terhadap praktik ibadah dan muamalah. Manhaj mereka adalah Ahlussunnah wal Jama’ah. Bermadzhab Asyairah (Asy’ariyah) dan Maturidiyah dalam aqidah. Di dalam fiqih mereka mengikuti madzhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali), di Indonesia mayoritas bermadzhab Syafi’iyah. Dan sisi penting lainnya yang secara serius mereka lakukan adalah tazkiyyatunnufus, mensucikan hati.

Manhaj mereka berprinsip dalam madzhab tapi bukan didasari fanatik yang mudah menyalahkan pihak lain. Melainkan prinsip bermadzhab yang tidak bisa dibenturkan dengan pihak manapun dan tidak bisa dipermainkan oleh kepentingan politik manapun.

Kita adalah pengikut madzhab Syafi’iyah dan berakidah Asy’ariyah. Kita tidak pernah mengkafirkan seorang pun yang melakukan salat menghadap qiblat. Dan kita juga tidak menerima siapapun yang memiliki lisan keji yang membenci keluarga dan sahabat Nabi Muhammad Saw.

Kita tahu bahwa agama ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Kita tidak pernah menyetujui bahwa ‘ilmu agama’ itu sendiri dan ‘ilmu umum’ (dunia) itu sendiri. Kita bahkan memiliki kemampuan untuk menguasai ilmu-ilmu yang khusus dari para pewaris nabi. Semisal ilmu perekonomian atau bisnis.

Kita tidak bisa mengatakan, ilmu itu tidak ada kaitannya dengan ilmu agama. Karena zaman dulu ada Sayyidina Utsman bin Affan, Sayyidina Abdurrahman bin Auf dan Sayyidah Khadijah al-Kubra yang sukses dalam berbisnis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: