Gila, Bisnis Media Online Menggiurkan, Ada Uang 9 Miliar Dolar, Tapi Cara Dapatinnya? Ini….

Menurut Idris, ada sejumlah parameter bagi media online untuk bisa kecipratan dana besar potensi belanja media online global. Pertama, konten yang diproduksi harus memiliki diferensial advantage.

“Jangan sekali-kali media mengekor atau follow ke media online lainnya yang sudah eksis dan punya pembaca tinggi, maka dipastikan akan tenggelam dan gagal meraih iklan dari Google adsense secara maksimal, karena bertumbuh pesatnya media online, nyaris kontennya seragam dan tidak inovatif, semua beritanya koor alias sama materinya,” katanya.

Kedua, lanjut Idris, perwajahan media online harus selalu di update dengan desain dan lay out yang fresh. Yang berkelas. “Gampang kok caranya, tinggal beli aplikasi WordPress kelas premiun atau desain customize kalau bisa mengadopsi desain lay out media-media kelas internasional seperti The Nations, Washington Post, dan sebagainya,” kata Idris.

Yang ketiga, si media online ini harus bekerja keras dan fokus menaikkan jumlah pembacanya setiap hari dengan berbagai strategi. Mulai dari memaintenance SEO, mengup grade backlink, membangun komunitas pembaca dan beberapa strategi lainnya.

“Setiap hari selalu memantau data di Alexa, Google Analitical, atau aplikasi statistik web lainnya untuk melihat seberapa banyak media kita dibaca, semakin besar yang membaca dan mengakses media kita, maka akan semakin besar peluang untuk meraup dan meningkatkan pendapatan melalui Google Adsense kita,” katanya.

Dalam dunia media online parameter pengakuan terhadap media ditentukan dengan produktivitas konten berita, jumlah pelanggan dan jumlah pembaca berita. Karena dengan jaminan jumlah pembaca yang sangat besar maka media tersebut memiliki tingkat impresion (interaktif media dengan pembaca,red) yang sangat tinggi.

Perusahaan Informasi dan Pengukuran Global Nielsen mengeluarkan hasil risetnya terkait belanja iklan selama masa pandemi Covid-19. Dari penelitian tersebut ditemukan, belanja iklan sempat jatuh pada kuartal II 2020, namun perlahan mulai merangkak naik di Juli 2020.

Yang menarik, belanja iklan pada media digital atau website sepanjang medio Januari-Juli 2020 sebesar Rp 24,2 triliun, posisi ini jauh lebih baik jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu dimana angkanya yang masih berada di single digit atau tepatnya Rp 9 triliun.

Hasil ini diperoleh Nielsen dari survei ke 200 media digital populer selama 7 bulan terakhir. (tim)

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: