Gerilya Klandestein Dibalik Rusuh 22 Mei

Bayangkan jika polisi tidak bertindak cepat, ada berapa ratus korban jiwa di tengah aksi karena ledakan bom bunuh diri dimana-mana? tulis Denny Siregar dalam artikel khasnya yang dibaca jutaan orang, seruput kopinya,

Denny Siregar dalam tulisannya menyebut aksi 22 Mei ternyata tidak sesederhana situasi yang terlihat di lapangan.

Begitu banyak pergerakan berbahaya sebelum hari H yang semua akan berujung pada kepanikan dan kerusuhan.

Apa tujuannya situasi panik dan rusuh itu ? Tentu menjadikan Indonesia seperti tragedi 1998. Korban jiwa ratusan, api menyala dimana-mana, perkosaan terhadap etnis Tionghoa kembali berlangsung dan berdampak pada larinya sebagian orang keluar negeri. Ekonomi kolaps dan Jokowi akan dipaksa mundur dari jabatan

Jika itu terjadi, diharapkan institusi militer terbelah dan situasi negara dianggap darurat sehingga kekuasaan diambil alih.

Dahsyat….

“Situasi ini melengkapi teori saya sebelumnya, bahwa ada 4 unsur kekuatan yang sudah lama dibangun untuk membuat rusuh Indonesia,” sebut Denny Siregar.

Yang pertama, tulis Denny Siregar, kekuatan umat, yang dibangun melalui ormas-ormas radikal. Dan kedua kekuatan di dalam militer melalui oknum, sebagai pengambil alih kekuasaan.

Ketiga, kekuatan politik sebagai partner melalui partai dan politikus.

Dan keempat kekuatan dana, melalui pengusaha hitam yang sedang was-was uang mereka diluar negeri disita negara.

Ulama palsu, oknum militer, politikus busuk dan pengusaha jahat bergabung menjadi satu untuk melakukan kudeta besar.

Para ormas radikal dengan membawa nama “umat” ini dibangun oleh Hizbut Thahrir sebagai bagian dari melegitimasi kekuasaan yang diambil secara tidak sah oleh kekuatan lainnya.

Jadi paham kan, kenapa sebagian dalangnya pada lari ke Saudi sebelum aksi ?

“Alhamdulillah, Indonesia masih kuat menahan gempuran itu. Kita harus berterimakasih pada kepolisian termasuk Densus 88, aparat militer yang masih cinta NKRI, para intelijen yang memasok informasi dan rekan-rekan silent majority yang siap turun ke lapangan jika situasi menjadi tidak aman,” tulis Denny dalam akun webnya.

Dan kita wajib berterimakasih pada Tuhan yang Maha Esa atas berkat Nya dalam melindungi negara tercinta..

Sementara mengutip artikel dari wartawan senior Kompas TV Aiman Witjaksono dalam Kompasiana, yang menyebutkan bahwa ia melakukan penelusuran darimana saja massa tersebut muncul.

Massa perusuh pertama bergerak dari Stasiun Tanah Abang. Mereka datang berbondong-bondong menggunakan commuter line. Massa naik dari kawasan Rangkasbitung, Banten.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: