Era Baru BKKBN, Sasar Milenial Lewat Medsos

“Anak muda itu serba ingin tahu bagaimana kalau anak baru mulai mengalami menstruasi, mereka juga ingin tahu setelah menstruasi ini perubahan apa yang akan terjadi pada diri saya, jadi kespro (Kesehatan Reproduksi,red) ini bukan pendidikan seks, tapi murni pengetahui medis agar paham resiko bahaya dalam berhubungan seks jika belum saatnya,” paparnya.

Gaya kampanye nya pun dia rubah secara revolusioner dengan gaya generasi milenial.

“Program Kespro (kesehatan reproduksi,red) harus gencar kita kampanyekan semaksimal mungkin, kita siapkan rencana rebranding BKKBN secara total, membikin jargon baru, membikin slogan baru, kemudian juga kalau perlu logonya diganti kita lombakan,” katanya.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo bersama tiga wartawan senior, Ka-Ki : SS Budi Rahardjo (Matra News), Asri Hadi (Indonews.id), Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dan Edi Winarto (Editor.id)

Semua perubahan revolusioner dilakukan Hasto agar mengena dihati anak muda. “Karena populasi yang kita hadapi sekarang ini 70 juta ada di populasi anak muda di usia 14 tahun sampai 38 tahun. Dan ini usia produktif hampir mencapai angka 70 juta lho ini nggak main-main,” tutur Alumni Fakultas Kedokteran UGM ini.

Menurut Hasto, semakin orang berpendidikan tinggi memang kesadaran untuk menikah pada usia yang tepat dan merencanakan kehamilan cukup 2 anak, memang semakin tinggi.

“Keluarga yang rata-rata anaknya 2,5 2,6 2,7 3,9 cenderung mengelompok orang yang pendidikannya rendah dan juga mengelompok kepada orang miskin,” katanya.

Sehingga yang agak berhubungan yaitu antara jumlah anak yang banyak berkorelasi positif dengan pendidikan yang rendah dan berkorelasi positif dengan masalah kemiskinan yang terkorelasi seperti itu. “Makanya tinggal di kota pun kalau dia itu di kelompok-kelompok kampung-kampung yang agak kumuh beresiko punya anak banyak dan kawin dini,” ujarnya.

“Kawin usia muda ini kalau diterjemahkan kemudian dibuat kespro (kesehatan reproduksi,red) dan di deliveri ke anak-anak remaja, hal ini untuk merubah mindset,” sambungnya.

Jadi jika ingin memberikan penyadaran mengenai betapa pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dengan mencegah pernikahan di usia muda. Namun menikah pada usia yang baik bagi kesehatan yakni diatas 20 tahun.

“Sekarang kan masih banyak unsworth pregnancy (kehamilan yang tidak diinginkan,red) dan ironisnya di DKI Jakarta banyak juga lho unsworth pregnancy meski total fertility rates (tingkat kesuburan,red) nya DKI sudah bagus tapi kan kawin usia mudanya juga banyak, unsworth pregnancy nya juga banyak, ada juga banyak orang tidak ingin hamil tapi tidak pakai kontrasepsi, juga banyak,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: