Buku Mengenang Azyumardi Azra, Sang Intelektual Organik yang Rendah Hati Diluncurkan, Ini Respon Wartawan Senior Asri Hadi

Beberapa sosok terkenal yang menyumbangkan tulisan untuk mengenang Azyumardi ialah Ketua Dewan Penasihat Satupena sekaligus Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia, Chappy Hakim.

Para pemimpin Islam Inggris kagum melihat Indonesia bisa memiliki dasar negara Pancasila, yang menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa pada tempat pertama.

Azyumardi Azra, putra Minang ini wafat pada 18 September 2022 di Malaysia.

“Beliau dikenal mudah bergaul dan dekat dengan banyak orang dari berbagai kalangan. Azyumardi Azra memiliki banyak teman. Tokoh yang mendunia ini dikenal melalui tulisan, wawancara dan aksi nyatanya di berbagai dimensi seperti pendidikan, jurnalistik dan keislaman,” sebut Editor buku Swary Utami Dewi dalam keterangan tertulisnya Sabtu (31/12/2022).

Kepergiannya yang dirasa mendadak dan begitu cepat tentu saja menimbulkan duka mendalam. Maka, saat Azyumardi Azra berpulang, berbagai tulisan pendek sebagai ungkapan kehilangan, simpati dan doa bermunculan di media. “In memoriam” untuknya bertebaran.

Satupena, yang merupakan salah satu komunitas aktif almarhum — Azyumardi merupakan anggota Dewan Penasehat Satupena — berinisiatif mengumpulkan tulisan dari 31 sahabat penulis di Satupena. Semua khusus dan satu-satunya ditujukan untuk beliau.

Sumbangan Tulisan dari Chappy Hakim hingga 31 Penulis

Beberapa sosok terkenal yang menyumbangkan tulisan untuk mengenang Azyumardi ialah Ketua Dewan Penasihat Satupena sekaligus Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia, Chappy Hakim.

Selain Chappy Hakim ada juga Ketua Umum Satupena Denny JA, Sejarawan UI Asvi Warman Adam hingga Ketua MUI 1995-2015 dan Komnas HAM 2002-2007 Amidhan Shaberah.

Berdasarkan urutan abjad, 31 penulis tersebut antara lain: Abustan, Akaha Taufan Aminudin, Akmal Nasery Basral, Amidhan Shaberah, Asvi Warman Adam, Binoto Nadapdap, Chappy Hakim, Denny JA, Dicky Sofjan, Didin S. Damanhuri, Edrida Pulungan, Fakhrunnas MA Jabbar, Gunoto Saparie, Hery Sucipto, Husnu Abadi, I Nengah Suardhana.

Kemudian Ilham Bintang, Ismail Fajrie Alatas, Jachynta M. Nasution, Jaya Suprana, Muh. Subarkah, Nasir Tamara, Nia Samsihono, Rita Orbaningrum, Saibansah Dardani, Satrio Arismunandar, Shafwan Hadi Umry, Swary Utami Dewi, Syaefudin Simon, Wahjudi Djaja, Wina Armada Sukardi.

Buku yang diedit oleh Swary Utami Dewi itu setebal lebih dari 150 halaman ini sudah mulai beredar dalam bentuk PDF.

Ditambahkan Tamy, demikian wanita ini biasa disapa, era digitalisasi membuat versi ini akan mudah tersebar dan semua diakses secara gratis oleh publik yang memerlukan referensi dan inspirasi dari tokoh sebesar Azyumardi Azra.

“Sebagai informasi, buku bermakna ini juga sedang dalam proses pengurusan ISBN. Waktu pengurusan yang cukup lama menjadikan komunitas Satupena tetap mengeluarkan buku PDF ini pada momen akhir tahun sebagai hadiah buat kita semua,” tutup Tamy yang juga merupakan Wakil Sekjen Satupena.

Azyumardi Pernah Tolak BRIN, IKN dan Kenaikan BBM

Semasa mengenyam bangku kuliah di Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Azyumardi Azra sempat terlibat aktif sebagai Ketua Dewan Mahasiswa sejak akhir tahun 1970-an

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: