Beriman Kepada Takdir Allah, Semua Atas Kehendak Nya

ilustrasi kabah

Oleh Isruwanti Ummu Nashifa
Penulis Artikel Muslimah.or.id

EDITOR.ID, Jakarta,- Iman merupakan keyakinan dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan melalui amal perbuatan. Salah satu rukun iman dalam Islam adalah iman kepada Qada dan Qadar. Iman kepada Qada dan Qadar berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwasannya Allah SWT memiliki ketetapan, kehendak, dan keputusan untuk semua makhluk-Nya.

Umat Islam diwajibkan beriman kepada takdir Qada dan Qadar yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Nah, apa keutamaan beriman kepada takdir Allah SWT?

Dalam Quran surat Al Mursalat ayat 22-23, Allah SWT berfirman mengenai takdir yang telah ditetapkan-Nya

?????? ?????? ????????????
???????????? ???????? ?????????????

Artinya: sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka (Kamilah) sebaik-baik yang menentukan. (QS Al Mursalat ayat 22-23)

Para ulama dalam al-Lajnah ad-Daimah li al-Buhuts wal Ifta? ditanya, ?Apa makna mengimani takdir?? Mereka menjawab: ?Maknanya adalah mengimani bahwa Allah ?Azza wa Jalla telah mengetahui segala sesuatu sebelum dia ada (terjadi), dan mencatatnya di sisi-Nya (dalam Lauhul Mahfuzh).

Kemudian apa saja yang ada (terjadi) semuanya atas kehendak-Nya. Lalu Dia menciptakan segala sesuatu berdasarkan kehendak-Nya tersebut. Inilah empat tingkatan iman terhadap takdir yang wajib diimani.

Seorang hamba tidak disebut beriman kepada takdir secara sempurna sampai dia mengimani empat hal di atas. Hal ini sebagaimana dalam riwayat yang shahih dari Nabi shallallahu ?alaihi wa sallam ketika ditanya oleh Malaikat Jibril tentang iman. Beliau shallallahu ?alaihi wa sallam menjawab:

???? ??????? ??????? ?? ???????????? ?? ???????? ?? ???????? ?? ???????? ???????? ?? ??????? ?????????? ???????? ?????????

?Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir (Kiamat), serta beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.? (HR. Muslim, no. 8)

Telah shahih pula riwayat dari sahabat ?Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu ?anhu, bahwa Nabi shallallahu ?alaihi wa sallam berkata kepadanya:

??????? ???? ?????? ?????? ????????? ?????????? ?????? ???????? ????? ??? ????????? ???? ?????? ???????????? ????? ?????????? ???? ?????? ???????????

?Sesungguhnya engkau tidak akan merasakan hakikat keimanan sampai engkau mengetahui bahwa apa yang (ditakdirkan) menimpamu tidak akan luput darimu dan apa yang (ditakdirkan) luput darimu tidak akan menimpamu.? (HR. Abu Dawud no. 4700)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah menjelaskan makna tersebut dalam tulisan beliau dalam kitab al-Aqidah al-Wasithiyah -kami menasehatkan Anda untuk mempelajari dan menghafalnya-. Allahlah pemberi taufik. Shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya. (Fatawa al-Lajnah ad-Da`imah li al-Buhuts al-?Ilmiyah wa al-Ifta, III/512, fatwa no. 4088)

Syaikh ?Abdurrahman bin Nashir as-Sa?di rahimahullah juga berkata: ?Di antara keutamaan Allah terhadap hamba-Nya adalah bahwa Dia tidaklah menakdirkan atas mereka suatu kebaikan maupun musibah, kecuali itu adalah kebaikan untuk mereka.

Jika mereka diberikan suatu kebahagiaan maka merekapun bersabar sehingga Allah membalas mereka dengan balasan bagi orang-orang yang bersyukur. Dan jika mereka ditimpa suatu musibah maka merekapun bersabar hingga Allah membalas mereka dengan balasan bagi orang-orang yang bersabar.? (Tafsir Ibnu Sa?di hlm. 160)

Sungguh kebahagiaan dan keberkahan hidup akan dirasakan orang-orang beriman saat senang ataupun susah. Dengan syukur ketika diberikan nikmat dan bersabar, bahkan ridha tatkala mendapat musibah.

Saat seorang mukmin selalu berprasangka baik kepada Allah Ta?ala, insya Allah imannya semakin kokoh, hatinya menjadi tenteram, serta hidupnya akan selalu bertawakal pada Allah. Dia juga akan berikhtiar untuk selalu istiqamah, serta menjalankan ketaatan dalam rangka meraih husnul khatimah.

Seorang mukmin akan selalu memohon kebaikan kepada Allah Ta?ala dengan mengucapkan doa ketika mendapatkan kesenangan.

???????? ???? ????????? ???????????? ??????? ?????????????

?Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya sempurnalah kebaikan-kebaikan.?

Dan jika mendapatkan sesuatu yang tidak disukainya, beliau berkata:

???????? ????? ????? ????? ?????

?Segala puji bagi Allah atas segala keadaan.? (HR. Ibnu as-Sinni dalam ?Amalul Yaum wa al-Lailah. Di-shahih-kan juga oleh al-Albani di dalam Shahih al-Jami?, no. 4640)

Kesimpulan madzhab salaf tentang takdir:

  1. Beriman kepada rububiyah Allah yang mutlak. Dia adalah Rabb, penguasa yang menciptakan segala sesuatu, yang mengajarinya, menakdirkannya, menginginkannya, serta menulisnya, Subhanallah.

  2. Sesungguhnya manusia juga mempunyai kehendak dan kemampuan untuk berusaha, yang dengan hal itu terwujud perbuatan-perbuatannya dan karenanya pula ia diberi pahala atau dosa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: