Jakarta, EDITOR.ID,– Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena jelang akhir 2022 meluncurkan buku berjudul “Azyumardi Azra: Sang Intelektual Organik Yang Rendah Hati”. Buku ini merupakan kumpulan tulisan tentang sosok Prof. Dr. Azyumardi Azra, CBE yang disumbang oleh 31 penulis Satupena yang merupakan sebuah organisasi sekaligus penerbit buku.
Para penulis yang menggambarkan sosok Azyumardi Azra dalam tulisan di buku ini di antaranya merupakan pengurus Satupena, dosen, sastrawan, novelis, pegiat literasi, hingga mantan pejabat negara.
Wartawan senior yang juga Pemimpin Redaksi Indonews.id, Asri Hadi melihat penerbitan buku ini sangat berguna untuk mengenang dan memperkenalkan kembali ketokohan Azyumardi Azra sebagai cendekiawan muslim yang berpikiran moderat dan kritis.
“Meskipun beliau telah berpulang namun pemikiran intelektual dan karya-karya bukunya masih banyak memberikan ilmu dan khazanah bagi demokrasi dan peradaban bagi bangsa ini, Azyumardi banyak mengajarkan kepada kita bagaimana hidup sebagai satu bangsa dengan nilai-nilai religiusitas yang moderat dan mengikuti perkembangan zaman,” ujar Asri Hadi yang juga Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Media Digital Indonesia (AMDI) dalam keterangan tertulisnya kepada EDITOR.ID, di Jakarta, Sabtu (31/12/2022)
Azyumardi Azra Sosok Intelektual Muslim yang Mendunia
Asri Hadi mengenang mendiang Azyumardi Azra sebagai sosok intelektual publik yang sangat produktif dan berintegritas. “Beliau bukan hanya piawai dalam mengkritik situasi negeri, tapi punya pemikiran yang kontemporer dan banyak menginspirasi,” kata Asri yang juga dosen senior ini.
Lebih jauh Asri Hadi menilai, Azyumardi sudah menjadi cendekiawan dan tokoh intelektual muslim yang mendunia khususnya dalam sejarah Islam Nusantara dan Asia Tenggara. Terbukti Azyumardi Azra mendapat gelar kehormatan dari Ratu Elizabeth dengan sebutan Commander of The Order of British Empire (CBE) pada 2010.
Anugrah CBE tersebut membuat Azyumardi sebagai orang pertama di luar negara-negara Persemakmuran (Commonwealth), yang berhak memakai gelar Sir dan mendapat hak-hak istimewa dari Kerajaan Inggris.
“Ini menjadi bentuk pengakuan dan apresiasi dunia terhadap pemikiran cerdas Azyumardi yang mampu mengenalkan Islam sebagai agama yang bisa hidup secara universal,” paparnya.
Ini tak lepas dari peran Azyumardi Azra sebagai juru bicara Islam Asia yang moderat dan berperadaban. Amerika dan Eropa selama ini hanya mengenal kehidupan beragama yang mengacu ke Arab Saudi atau Asia Selatan.
Mereka tidak pernah menyangka ada kehidupan dan pemikiran Islam yang sedemikian moderat serta inklusif seperti di Indonesia.