Semarang,EDITOR.ID, – Sebanyak 2.500 orang ikuti Verifikasi Dokumen Pendaftaran Ujian EPS-Topik Bagi Calon Pekerja Migran Indonesia, Program G To G Korea Selatan, di Universitas Negeri Semarang (Unnes), Jumat (27/1/2023).
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah, Sakina Rosellasari menuturkan, Program G to G ke Korea Selatan tahun 2023 ini, dilaksanakan di Unnes oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.
“Karena mendasari antusias yang tinggi peserta dari Jateng. Verifikasi dokumen mulai tanggal 20 sampai dengan 27 Januari 2023 dengan jumlah pendaftar 35.589 orang dan dari Jateng 17.653 orang. Hari ini veriifkasi untuk 2.500-an peserta,” jelasnya.
Pada program ini, lanjutnya, sektor kerja yang dibuka adalah sektor Manufacturing dan Perikanan. Sakina menuturkan, kebanyakan peserta dari lulusan SMK dan mereka sudah menyiapkan kemampuan bahasa Korea Selatan.
“Proses seleksinya daftar online, lalu verifikasi dokumen. Kemudian nanti ada ujian bahasa, selanjutnya melamar ke perusahaan. Dilanjutkan tes kesehatan dan proses oleh perusahaan Korsel dan penyiapan dokumen profil diri proses tsb dilakukan oleh BP2MI. Untuk kuota tahun 2023 berjumlah 12.000 pekerja rinciannya 10ribu manufakturing dan 2ribu sektor perikanan,” tandasnya.
Gubernur Jateng Berikan Motivasi
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo secara khusus menyapa mereka dan memberikan motivasi. Pihaknya berharap para calon PMI yang nantinya lolos verifikasi, bisa kembali ke Indonesia dengan ilmu dan pengalaman kerja yang bisa dibagikan.
“Saya berharap transfer ilmunya ada, budaya dan disiplin kerjanya dipelajari dihormati prinsipnya di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung dan semoga tidak selamanya di sana,” ucapnya.
Ribuan calon PMI itu tidak hanya dari Jawa Tengah, Ganjar menemukan, calon PMI lulusan SMK asal Jawa Timur dan sempat berinteraksi. Mereka adalah Saifulloh Ridho Ansori dan Nara Nilam Cahya. Masing-masing berasal dari Ngawi dan Malang.
“Mereka sudah betul-betul siap nah mudah-mudahan proses seleksinya baik dan pendampingannya dilakukan,” ujarnya.
Ganjar berharap, nantinya calon PMI yang bekerja di Korea Selatan bisa mendapatkan banyak pengalaman. Selain itu, ilmu yang didapatkan selama bekerja juga bisa dibagi dan diterapkan saat pulang ke Indonesia.
“Kelak kemudian hari mereka akan pulang sehingga dia bisa join dengan pekerjaan yang lebih besar di tempat kita atau mereka menjadi enterpreneur,” katanya.
Ganjar mengapresiasi BP2MI yang telah memulai program ini di Jawa Tengah dan menggandeng perguruan tinggi. Sehingga pelatihan diberikan sesuai dengan kebutuhan.