Terawan Agus Putranto: Saya Bersaksi Beliau Orang Baik

EDITOR.ID, Jakarta,- Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berbelasungkawa atas meninggalnya Achmad Yurianto. Terawan bersaksi bahwa Achmad Yurianto adalah orang baik.

“Saya turut berbelasungkawa. Saya bersaksi beliau orang baik,? kata Terawan melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (21/5) malam.

Terawan menyebut Achmad Yurianto sebagai prajurit TNI yang gigih dan pantas dicontoh. Menurut dia, Achmad Yurianto merupakan teman diskusinya di Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

?Saya juga berterima kasih almarhum telah membantu negara dalam mengedukasi serta memberikan informasi kepada masyarakat pada masa awal pandemi Covid-19,” ungkap Terawan.

Achmad Yurianto pernah menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Dukungan Kesehatan dan Operasi Pusat Kesehatan TNI masa bakti 2011 sampai 2016. Almarhum pensiun dari ketentaraan dengan pangkat kolonel.

Almarhum juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes pada 2020, ketika Terawan menjadi Menkes.

Selepas menjabat sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menjadi Staf Ahli Menkes Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi dan Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan.

Achmad Yurianto wafat Sabtu (21/5) pukul 18.58 WIB di Malang, Jawa Timur.

Achmad Yurianto dikenal publik pada 2020 sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19.

Pria kelahiran 11 Maret 1962 itu sering muncul di televisi memberi informasi seputar perkembangan Covid-19 di dalam negeri maupun mancanegara.

“Semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,? kata Terawan.

Sebelum meninggal Dokter Achmad Yurianto sempat menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.

Sosok Yurianto pernah ditunjuk sebagai juru bicara Satgas Covid-19 nasional. Ia mulai akrab berkomunikasi dengan para pewarta dari berbagai media nasional maupun internasional semenjak Pemerintah Indonesia memulangkan 238 WNI yang berada di Provinsi Hubei, China.

Pria yang akrab disapa Yuri tersebut merupakan salah seorang yang mengoordinasikan proses pemulangan dan observasi kesehatan selama 14 hari para WNI dari China di Pulau Natuna.

Yurianto memiliki latar belakang sebagai dokter dari anggota militer. Yurianto lahir di Malang Jawa Timur pada 11 Maret 1962 dan merupakan lulusan S1 Kedokteran Universitas Airlangga tahun 1990.

Dia memulai karier militernya sebagai Perwira Utama Kesehatan Daerah Militer V Brawijaya pada 1987 yang kemudian berpindah di Kesehatan Daerah Militer IX Udayana Bali pada 1991.

Yurianto juga pernah menjalani misi sebagai dokter Batalyon Infanteri 745/Sampada Yudha Bakti yang ditugaskan ke Dili Timor Timur pada 1991.

Karier militer Yurianto terus menanjak hingga diangkat menjadi Wakil Kepala Rumah Sakit tingkat II Dustira Bandung Jawa Barat pada 2006, kemudian sebagai Wakil Kepala Kesehatan Daerah Militer IV Diponegoro Semarang pada 2008, sebagai Kepala Kesehatan Daerah Militer XI Pattimura Ambon Maluku pada 2009, dan Kepala Dinas Dukungan Kesehatan Operasi Pusat Kesehatan TNI pada 2011.
Pada 2015, Yurianto diminta oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek untuk menempati posisi Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan hingga tengah 2019.

Saat menjabat sebagai Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Yurianto turun langsung dalam beberapa kejadian bencana seperti gempa bumi Lombok pada Juli 2018, gempa bumi dan tsunami Palu Sulawesi Tengah September 2018, dan tsunami Selat Sunda pada Desember 2018.

Dalam kejadian bencana tersebut, Yurianto yang memimpin komando di sektor kesehatan mulai dari pasokan obat-obatan hingga tenaga kesehatan yang didistribusikan untuk para korban bencana.

Pada bencana gempa besar yang sempat terjadi pada 2018, Yurianto bahkan mengatakan berturut-turut mengunjungi lokasi bencana dari Lombok ke Palu tanpa pulang ke rumah.

“Wong saya cuma tukar koper di bandara,” kata Yurianto saat berbincang dengan ANTARA pada penanganan bencana Palu Sulawesi Tengah 2018 lalu.

Yurianto mengaku terbang dari Lombok ke Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan langsung terbang lagi ke Palu tanpa sempat pulang ke kediamannya.

Hal yang sama sempat diutarakan oleh Yurianto saat menunggu kedatangan 69 WNI kru Kapal Diamond Princess di Bandara Kertajati pada Senin (2/3) dini hari, yang sebelumnya dia juga menangani proses observasi 188 WNI kru kapal World Dream di Pulau Sebaru Kepulauan Seribu DKI Jakarta.

“Saya sampai lupa rumah saya di mana,” seloroh Yuri kepada wartawan yang menyapanya. (antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: