EDITOR.ID, Jember, – Ketua Komisi D DPRD Jember Hafidi Kholis mengatakan keterbatasan sinyal telekomunikasi menjadi kendala dalam pembelajaran daring selama pandemi COVID-19, sehingga kegiatan belajar jarak jauh tidak bisa maksimal diterapkan di Kabupaten Jember.
“Pembelajaran daring mungkin lebih mudah dilakukan di kawasan kota, kalau di pelosok desa jangankan jaringan internet, terkadang sinyal tidak ada,” katanya saat rapat dengar pendapat dengan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama di DPRD Jember, Jawa Timur, Rabu (11/11).
Menurutnya, Dinas Pendidikan dan Kemenag Jember melakukan evaluasi terhadap pembelajaran jarak jauh tersebut, karena belum sepenuhnya efektif diterapkan sehingga merugikan para siswa yang rumahnya berada di pelosok desa.
“Banyak wali murid yang tidak mampu dan tidak memiliki telepon seluler berbasis android sehingga pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 tidak bisa dilaksanakan,” ucap politikus PKB Jember itu.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Jember Edy Budi Susilo membenarkan sejumlah kendala yang dihadapi oleh anak didik dalam pembelajaran daring tersebut, di antaranya sarana dan prasarana yang kurang mendukung dalam pelaksanaannya.
“Kami terus melakukan evaluasi terhadap 906 lembaga SD dan 94 SMP terkait dengan pembelajaran daring, sehingga kami bisa mengetahui bahwa sinyal, jaringan internet, dan alat komunikasi menjadi kendala selama ini,” katanya.
Menurutnya, pembelajaran secara daring tidak bisa berjalan secara maksimal karena ada beberapa kecamatan yang daerahnya susah jaringannya, seperti di Kecamatan Tempurejo dan Silo.
“Saya menginstruksikan kepada kepala sekolah untuk melakukan pembelajaran daring dan luring, sehingga bisa mengombinasikan keduanya agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan,” tuturnya sebagaimana dilansir Antara.
Sejauh ini, lanjut dia, para guru melakukan keliling ke sejumlah murid dengan membentuk kelompok kecil dan murid juga menyerahkan tugas ke sekolah dengan harapan bisa menjadi solusi di tengah pandemi COVID-19. (Tim)
