Sepak Terjang Pegawai PT KAI Jadi Pendukung Teroris, Hobinya Ajak Teror Bunuh Diri Melalui Medsos

Puncaknya, ketidaksukaan (ghirah) DE muncul sekitar tiga pekan terakhir. Dia semakin tinggi menyebarkan ajakan atau imbauan untuk melakukan amaliyah (bunuh diri) atau melakukan aksi terorisme.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan (tengah) dan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Seregar (kanan) saat memperlihatkan foto wajah tersangka teroris DE dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/8/2023). (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Jakarta, EDITOR.ID,- Publik di tanah air dikejutkan dan tak percaya ada pegawai BUMN PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Persero dituduh terlibat jaringan teroris internasional ISIS yang berpusat di Timur Tengah. Tapi fakta berbicara. Saat digeledah rumahnya, Detasemen Khusus Anti Teror Polri (Densus 88) menemukan belasan senjata api, puluhan amunisi dan buku-buku jihad.

Lantas seperti apa sosok DE, pegawai PT KAI yang diduga terlibat dalam jaringan teroris. Apa benar. Mana buktinya dan bagaimana kronologi ceritanya ia disebut terseret dalam jaringan teroris ISIS?

Penangkapan dan penggeledahan rumah DE sebagai tersangka teroris, tidak begitu saja dilakukan Densus 88 tanpa dasar dan bukti yang kuat.

Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dan Densus 88 ternyata sudah mempelajari dan meriset sepak terjang DE sudah sejak lama. Aktivitas DE terus dikuntit dan dipantau. Termasuk komunikasinya via media sosial dengan jaringan teroris internasional juga dianalisa dengan mendalam.

Darisanalah Densus 88 mendapatkan data kuat jika DE pernah tergabung dalam organisasi teroris Mujahiddin Indonesia Barat (MIB) pimpinan WM sejak 2010.

Data DE terus dihimpun. Pria yang lahir pada tahun 1995 ini merupakan pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang transportasi perkeretaapian yang bekerja di PT Kereta Api Indoneia (KAI).

Sehingga, saat bergabung menjadi anggota MIB di tahun 2010, usianya masih 19 tahun.

“Tadi seperti saya bilang, terpapar atau keterlibatan dia itu dimulai dari 2010 ketika dia menjadi jamaah di MIB,” kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Seregar dalam konferensi pers di Mabes Polri, Selasa.

Aswin menjelaskan kelompok MIB telah bubar setelah pimpinannya WM ditangkap Densus 88 Antiteror Polri. Kemudian, jemaah kelompok tersebut bubar dan menyebar, yang salah satunya adalah DE.

Seusai MIB bubar, DE lalu berselancar memanfaatkan ruang media sosial untuk aktif melakukan propaganda serta menyebarkan konten-konten jihad dan baiat.

DE Ajak Pengikut di Medsos Lakukan Amaliyah Bunuh Diri

Pada tahun 2014, DE pertama kali menyatakan baiat kepada Amir Islamic State Abu Al Husain. DE bergabung sebagai pegawai BUMN pada tahun 2016.

“Mulai dari situ, melakukan aktivitas-aktivitas, persiapan-persiapan. Jadi, yang bersangkutan melakukan pelatihan, kemudian melakukan pengumpulan peralatan yang dibutuhkan,” jelasnya.

DE juga dikenal aktif di media sosial untuk menyebarkan propaganda aksi terorisme. Bahkan, beberapa akun miliknya pernah dilaporkan dan ditutup oleh Facebook dan YouTube.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: