Pernah Rekayasa Laporan Keuangan Garuda Karir Tetap Cemerlang di BUMN

Namun, di dalam laporan keuangan malah tercatat memiliki laba tahun berjalan senilai US$ 5,01 juta atau setara Rp 70,76 miliar.

“Kami tidak sependapat dengan perlakuan akuntansi yang diterapkan,” kata Chairal Tanjung yang juga adik pemilik Grup CT Corp Cairul Tanjung ini, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Garuda Indonesia di Jakarta, Rabu (24/4/2019).

Skandal laporan keuangan yang membuat Garuda mendapat sanksi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menjatuhkan sanksi berupa denda setelah Garuda terbukti bersalah memoles laporan keuangannya. Tak hanya itu, Garuda pun harus menyajikan ulang laporan keuangannya.

Jamin Garuda Untung Tak Sampai Satu Tahun

Ari Askhara baru 1 tahun 3 bulan menjabat Dirut Garuda Indonesia. Pria kelahiran Jakarta 13 Oktober 1971 itu, menggantikan Pahala Mansury dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), di Garuda City Center, Tangerang, Banten, Rabu (12/9/2018).

Saat pertama kali menjabat Dirut Garuda, pria yang akrab dipanggil Ari ini mengatakan, perlu ada perbaikan pada struktur keuangan maskapai tersebut.

Apalagi industri penerbangan sedang mendapat tantangan, seperti kurs rupiah, hingga gejolak harga minyak dunia.

Ari juga menjanjikan akan menekan kerugian Garuda menjadi kurang dari US$ 100 juta.

“Tahun lalu kami rugi US$ 220 juta dan mudah-mudahan tahun ini (2018) kami bisa positif,” katanya akhir 2018 lalu.

Bukan Orang Baru di Garuda

Ari Askhara bukan orang baru di Garuda. Ia pernah menjabat Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko maskapai pemerintah itu.

Sebagai profesional Ari pernah menjabat Direktur Keuangan, dan Direktur Utama PT Pelindo III, Direktur Human Capital dan Pengembangan Sistem PT Wijaya KaryaTbk (WIKA).

Karir Cemerlang Jadi Langganan dari BUMN ke BUMN

Usai lulus dari FE UGM tahun 1994 Ari Askhara mengadu peruntungan melamar kerja di Bank Ekspor Impor Indonesia (Exim), yang kini telah berubah menjadi Bank Mandiri. Kesetiaannya bekerja di Bank Pemerintah hingga 11 tahun mengantarnya hingga posisi Assistant Vice President. Pada 2005, dia mulai menjajal sejumlah posisi di beberapa perusahaan keuangan internasional.

Di antaranya, sebagai Vice President Deutsche Bank, Direktur di Barclays Investment Bank, hingga di ANZ Indonesia sebagai Executive Director of Natural Resources Group.

Pengalamannya bekerja di bank asing membuat Ari dengan mudah mendapat karir puncak di BUMN. BUMN pertama yang memberikan jabatan prestise adalah Pelindo III. Ari menjabat sebagai Direktur Keuangan pada Mei 2014.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: