Pati, EDITOR.ID, – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan mengoptimalkan intervensi penanganan stunting di di 20 kabupaten/kota di wilayahnya. Sebab, penurunan stunting di daerah-daerah tersebut dianggap belum begitu berhasil secara signifikan.
“Saya akan perhatikan betul, dan akan intervensi ke bupati/walikota untuk bersama-sama lebih memaksimalkan kinerja,”kata Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana saat memberikan arahan kepada TP PKK kabupaten/kota se-Jawa Tengah di Kabupaten Pati pada Senin, (6/11/ 2023).
Menurutnya, untuk mengintervensi itu, Pemprov Jateng akan menerjunkan tim di 20 kabupaten/kota, yang penurunan angka stuntingnya masih belum siginifikan. Sehingga TNI-Polri juga akan bersinergi membantu menurunkan persoalan tersebut.
Disebutkan Nana, meski belum begitu signifikan dalam penanganan stunting sudah ada sekitar 15 kabupaten/kota berhasil menurunkan stunting pada periode 2021 ke 2022. Bahkan pada 2022, sejumlah daerah seperti Kota Semarang mampu menurunkan angka stunting sebesar 10%, dan Kabupaten Demak 9% dari angka tahun 2021.
“Faktanya kalau kita serius ada contoh daerah yang bisa menurunkan stunting,” kata dia.
Meski begitu, lanjutnya, secara umum gambaran prevenlansi stunting di Jawa Tengah pada tahun 2022 masih pada angka 20,8%. Pada 2023, diperkirakan angka stunting di Jateng akan menurun. Hal itu karena dalam satu tahun terakhir Pemprov Jateng, serius melaksanakan berbagai program untuk menekan angka stunting.
“Insyaallah di tahun 2023 ini, dengan upaya dan langkah-langkah sampai ke tingkat dasar, stunting ini kita upayakan menurun. Target kami pada tahun 2024 sebagaimana target dari pemerintah pusat adalah 14%,” jelas Nana.
Turunkan Stunting Ditangani Bersama
Menurut Nana, upaya penurunan angka stunting itu harus dikerjakan secara bersama-sama. Oleh karena itu, Pencanangan Kesatuan Gerak PKK Bangga Kencana Kesehatan Tingkat Provinsi Jawa Tengah ini penting, guna membangun sinergitas berbagai stakeholder supaya mampu berkolaborasi menurunkan angka stunting.
“Meminta kepada TP PKK Kabupaten/Kota agar memaksimalkan peran Kader PKK hingga tingkat Dasa Wisma, supaya mampu mengedukasi remaja dan orang tua dalam mencegah pernikahan dini,” pintanya
Selain itu, kader PKK bisa mengedukasi pasangan usia subur untuk menggunakan kontrasepsi pasca persalinan, meningkatkan gerakan ayo ke posyandu, dan bina keluarga balita untuk memantau tumbuh kembang anak.
“PKK harus mampu meningkatkan pemberian makanan tambahan bergizi dari pangan lokal yang murah dan mudah didapat, dan mengoptimalkan kinerja tim pendamping keluarga,” bebernya.