Pejabat BPK Achsanul Qosasi Ditahan, Kutukan Ahok Terbukti Lagi

Audit Proyek Pengadaan Menara BTS/Bhakti Kominfo, Pejabat Tinggi BPK Achsanul Qosasi Disuap Rp40 Miliar Agar Hasil Auditnya Clean. Uangnya Hasil Jarahan Korupsi Proyek Menara BTS

Dalam beberapa olah bahasa, negasi atau katakanlah antonim (lawan kata) dari kutuk adalah berkat. Jika tidak terkutuk, berarti dia terberkati.

Lalu apa sebenarnya kutukan itu? Kutukan adalah kalimat yang diberi energi negatif.

Kutukan biasanya muncul menyertai sebuah perjanjian. Artinya kalau perjanjian itu dilanggar, pelakunya akan mendapat sanksi.

Sanksinya pun bisa hanya diterima oleh si pelaku, bisa juga diteruskan pada keturunannya. Kalau dalam bahasa hari ini perjanjian itu juga menyangkut “penzaliman, pengingkaran, fitnah, atau apa pun yang sifatnya menisbikan”.

Dalam khazanah budaya Jawa, sesuai sifatnya, konsep kutukan dibagi menjadi dua. Sapa untuk yang sifatnya jelek, dan sabda yang sifatnya baik.

Kutukan, dalam pengertian bahasa Indonesia, selalu berkonotasi jelek, maka disebut sapa. Orang atau keluarga yang tahu kena kutukan akah berupaya untuk menghindari dengan melakukan tapa.

Tapa secara harafiah berarti “panas” Jadi, melakukan tapa adalah upaya membersihkan sesuatu yang panas dan bernoda. Jadi, kadang justru pemahaman bahwa tapa untuk mencari wangsit itu kurang tepat.

Asal muasalnya bertapa justru jalan untuk bebersih diri. Nah, kalau sudah bersih biasanya akan lebih menemukan kejernihan cara memandang. Mungkin itulah yang kemudian disebut wangsit atau petunjuk.

Kutukan’ Ahok

Dalam beberapa waktu terakhir, dalam peta politik Indonesia. Setiap kali terjadi preseden buruk terkait siapapun yang dulunya gegap gempita bersemangat menjatuhkan Ahok. Kemudian satu persatu kemudian mereka mengalami nasib yang buruk.

Hal itu terlihat dari pembacaan pledoi Ahok di akhir persidangannya, tepatnya 30 Januari 2017. Saat ia merasa dizholimi karena merasa kasusnya dipelintir dan dipolitisasi sedemikian rupa.

“Percayalah, sebagai penutup. Kalau anda menzholimi saya, yang Anda lawan lawan adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang Maha Esa. Saya akan buktikan, satu persatu akan dipermalukan. Terimakasih”.

Dalam konteks Islam sendiri, sudah sangat jelas bahwa doa orang yang dizholimi itu berenergi besar. Kecenderungan terkabulnya sangat besar.

Anehnya, karena para penuntutnya justru merasa dia lah yang telah menistakan agama.

Tapi, apakah si penista lalu nasibnya berubah buruk. Coba hitung saja, dua tahun setelah Ahok menjalani nasibnya untuk dipenjara. Ahok tetap dipercaya sebagai pejabat publik. Tidak main-main, Ahok malah menduduki posisi prestisius sebagai Presiden Komisaris TP Pertamina.

Sementara itu satu persatu, yang “dikutuk” Ahok mengalami nasib yang berkebalikan. Hidupnya makin suram, bisnisnya rontok, reputasinya hancur. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: