Pangdam V Brawijaya Pastikan Pelayanan PMI Sesuai Prokes

screenshot 2021 05 17 22 58 57 179 com.whatsapp

EDITOR.ID, Surabaya, – Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto sebagai komandan satgas (Dansatgas) Patriasi bersama Plt Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono yang juga sebagai Wakil Dansatgas melakukan sidak lokasi karantina Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Asrama Haji Surabaya.

Sidak tersebut untuk memastikan pelayanan karantina pada para PMI masih berjalan dengan baik, layak dan penempatan masih sesuai dengan protokol kesehatan.

Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto menjelaskan, pihaknya datang ke Asrama Haji ini dalam rangka melakukan pengecekan secara langsung pelayanan karena beberapa hari yang lalu ada SMS dari salah satu warga Jawa Timur kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa ?yang menyatakan keberatan terkait fasilitas Asrama Haji digunakan untuk karantina PMI.

“Menindak lanjuti mengecek di lapangan, dalam SMS itu menyatakan bahwa Asrama Haji ini over kapasitas, pelaksanaan penampungan terhadap PMI ini tidak manusiawi,” tegas Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Suharyanto,di Asrama Haji Surabaya, Senin (17/5/2021).

Dalam sidak tersebut, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto yang didampingi Plt Sekdaprov, Heru Tjahjono melihat langsung tempat penginapan di gedung A1 lantai dua dan beberapa penginapan yang menyediakan empat tempat tidur serta delapan tempat tidur.

“Kami langsung mengecek ke lapangan, tidak seperti itu, karena dari kamar perkamar tadi terlihat bahwa kapasistas disesuaikan dengan protokol kesehatan, isinya seharusnya empat hanya diisi dua. Ada yang diisi delapan cadangan disini. Itupun maksimal terdapat penumpukan PMI diisi separuh kekuatan hanya diisi empat orang,” jelasnya.

Tidak hanya itu saja, Pangdam V Brawijaya dan Sekdaprov Jatim juga melakukan pengecekan pada kebersihan kamar mandi yang masih terjaga dengan baik. Ketertiban dan kebersihan penginapan untuk karantina PMI dijaga oleh dua petugas TNI dan ASN Pemprov Jatim.

Pangdam juga menilai bahwa pada saat awal kedatangan PMI memang banyak yang berkerumun dan terkesan tidak tercukupi serta terlayani dengan baik. Namun sebenarnya hal tersebut hanya dikarenakan para PMI yang tidak ingin terpisah dengan barangnya dan menjaga betul barang bawaanya untuk oleh-oleh sepulang dari bekerja di luar negeri.

“Saat-saat awal tidak ingin berpisah dari barang-barangnya, mereka berkerumun menjadi satu tetapi ketika dilaksanakan pendekatan, nah sekarang bisa kita lihat dari depan tadi tidak ada lagi,” ujarnya. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: