Innalilahi, Per Hari Petugas Kuburkan Ratusan Mayat Pasien Covid di Jakarta

Petugas Makamkan Jenazah Covid 19 Sumber Foto Instagram @tpusrengseng

EDITOR.ID, Jakarta,- Penyebaran virus Covid-19 di Jakarta sudah tak terkendali dan sangat gawat sekali. Namun warga masyarakat terlihat tak peduli dan justru terus melakukan aktivitas kumpul dengan warga lain seolah tak ada virus Covid.

Padahal setiap dua jam sekali lalu lintas di Jakarta selalu diwarnai suara sirine ambulan. Entah mobil ambulan tersebut membawa mayat atau pasien baru yang terkena Covid-19.

“Setiap jam sering melintas mobil ambulan dengan suara sirine keras, sopirnya mengenakan baju hazmatt, berarti pasien Covid,” ujar Dewa, seorang tukang ojek online yang mangkal di kawasan Jakarta Selatan.

Hingga saat ini di wilayah DKI Jakarta, kasus penularan virus Corona, angka kasusnya, masih tertinggi dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia.

DKI Jakarta bahkan harus memakamkan sekitar 190 jenazah per hari dengan pemakaman yang menggunakan prosedur tetap (protap) Covid-19. Angkanya lebih tinggi dibandingkan jenazah biasa.

“Kami memakamkan dengan protokol Covid-19 itu kurang lebih sehari ada 100 jenazah. Sedangkan yang non Covid-19 itu kurang lebih 90 jenazah per hari,” jelas Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati.

“Jadi ada 190 jenazah yang harus kami makamkan dalam sehari, makanya harus jaga kesehatan,” sambungnya, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 26 Januari 2021.

Karena angka kematian yang menunjukkan peningkatan, Suzi mengatakan, pihaknya terus menyiapkan lahan baru pemakaman untuk mengantisipasi minimnya lahan makam walau hal itu membutuhkan waktu sehingga harus dilakukan secara bertahap.

“Kan tidak mudah dalam sehari memakamkan empat orang. Jadi kami itu menyiapkan, awalnya kami mengakomodir di Tegal Alur (Jakarta Barat) dan Pondok Rangon (Jakarta Timur) yang sebetulnya itu bukan untuk Covid-19, tapi karena pandemi sehingga kami gunakan untuk mempermudah,” lanjutnya.

Petugas Menurunkan Jenazah Pasien Covid 19 Yang Akan Dimakamkan Di Tpu Srengseng
Petugas Menurunkan Jenazah Pasien Covid 19 Yang Akan Dimakamkan Di Tpu Srengseng

Pembukaan makam di Pondok Rangon dan Tegal Alur tersebut, dilakukan Suzi karena saat awal pandemi, masyarakat khawatir terjadi penularan Covid-19 bila jenazah suspek maupun terkonfirmasi dibawa ke rumah.

Karena itu, setelah jenazah dimandikan langsung dibawa petugas ke pemakaman untuk segera dikebumikan atau dikremasi.

“Saat itu, pada pandemi pertama, kami menyiapkan makam dalam satu hari sekitar 30-40 lubang sehingga tidak memungkinkan di TPU lain karena TPU lain nggak ada lagi lahannya,” tambah Suzi.

Untuk lahan atau tempat makam saat itu hanya ada di Tegal Alur dan Pondok Rangon yang saat ini sudah penuh.

“Makanya kami sekarang membuka lahan baru seperti Rorotan (Jakarta Utara), Srengseng Sawah (Jakarta Selatan), kemudian Bambu Apus (Jakarta Timur) serta TPU Dukuh (Jakarta Timur),” tuturnya.

Lebih lanjut Suzi menambahkan, lahan di TPU Dukuh tidak hanya bagi jenazah Covid-19. Namun juga untuk jenazah lain non Covid-19 yang membutuhkan pelayanan.

“Jadi kami pelan-pelan (perluasannya) dan kami juga dibantu (dinas lain) untuk penggunaan alat berat (pematangan lahan makam),” ujarnya.

Sebelumnya, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta juga membenarkan ada penyiapan dana sebesar Rp 185 miliar bagi pengadaan makam khusus jenazah Covid-19.

Suzi menyebutkan uang yang disiapkan sebesar Rp185 miliar itu digunakan untuk membeli lahan kuburan di lima lokasi, yakni TPU Srengseng Sawah, TPU Bambu Wulung (Bambu Apus), TPU Dukuh, TPU Semper dan TPU Joglo.

“(Dana Rp 185 miliar) itu adalah yang kemarin. Yang dibeli lima (lokasi) itu,” ujarnya.

Akan tetapi, Suzi menampik pembelian lahan pemakaman di lima lokasi tersebut menghabiskan seluruh dana sebesar Rp 185 miliar sehingga bisa disimpulkan bahwa masih ada sisa anggaran dari pembelian lahan itu.

“Enggak semua Rp 185 miliar. Kan ada penawarannya ya,” kata Suzi. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: