Ganjar Ingatkan Pemecah Belah PDIP Akan Berhadapan Dengan Banteng

Mantan gubernur Jawa Tengah ini kembali mengibaratkan, jika dalam sebuah pertandingan sepak bola ada pemain yang menjegal lawan maka wasit tidak boleh diam.

Bakal Capres Ganjar Pranowo dan pasangannya Bakal Cawapres Mahfud MD Foto Twitter Ganjar

Jakarta, EDITOR.ID,- Calon presiden Ganjar Pranowo mengingatkan pihak yang ingin memecah belah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan berhadapan dengan banteng. Namun Ganjar tidak secara eksplisit menyebut nama pihak tersebut.

“Kita mesti meneguhkan, sebagai partai kita mestu bersatu dan kuat. Nggak bisa dipecah oleh siapapun,” ujar Ganjar ketika menyaksikan pertandingan final Liga Kampung Soekarno Cup U-17 di Stadion Utama GBK, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2023) malam.

Ganjar pun melanjutkan, bagi siapapun yang akan memecah belah PDIP, maka harus berhadapan dengan banteng yang merupakan lambang partai itu.

“Barang siapa memecah partai ini, anda berlawanan dengan banteng. Banteng itu tidak pernah cengeng. Dia akan keras,” kata Ganjar.

Ganjar juga menyentil soal pentingnya peran suatu wasit yang netral dalam sebuah pertandingan, layaknya dalam pertandingan sepak bola.

Ganjar mengibaratkan dalam permainan sepak bola harus ada proses latihan yang luar biasa. Selain itu, kerja sama tim sangat penting.

“Di dalamnya ada dan tentu saja ini pertarungan yang butuh wasit, maka wasit pun harus netral. Semuanya akan membawa kualitas permainan masing-masing dan harus baik,” tutur Ganjar.

Mantan gubernur Jawa Tengah ini kembali mengibaratkan, jika dalam sebuah pertandingan sepak bola ada pemain yang menjegal lawan maka wasit tidak boleh diam.

Hasto Masih Merasa PDIP Kehilangan Jokowi

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan partainya sedang sedih dan luka hati yang perih karena Jokowi dinilai telah meninggalkan partai mereka. Menurut Hasto, PDIP selama ini telah mencintai dan memberikan keistimewaan kepada Jokowi.

Nyanyian Hasto belakangan ini muncul setelah kader mereka yang juga menjabat sebagai Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.

PDIP tengah menghadapi masalah internal belakangan ini karena keputusan putra sulung Presiden Jokowi itu menerima pinangan Prabowo bertolak belakang dengan keputusan PDIP yang telah mengusung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md. Hal itu dinilai membuat hubungan PDIP dan Jokowi saat ini memanas.

Menurut Hasto, Jokowi meninggalkan PDIP karena adanya permintaan yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi.

Hasto tidak menjelaskan permintaan apa yang dimaksud, akan tetapi Adian Napitupulu, rekan separtai Hasto, menyatakan Jokowi pernah meminta perpanjangan masa jabatannya menjadi tiga periode dan ditolak oleh PDIP.

“Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut (Gibran menjadi cawapres pendamping Praboto) tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi,” kata Hasto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: