Demo Anarkhis, Banyak Disusupi Pelajar “Siluman”

Kericuhan sebelumnya juga sempat terjadi di Jalan Tentara Pelajar, Jalan Palmerah Timur, dan arah Pasar Palmerah. Massa melempari polisi dengan batu. Lemparan itu kemudian direspons polisi dengan tembakan gas air mata.

Polisi juga membubarkan massa di Jalan Gatot Subroto, tepatnya sekitar Menara Jamsostek. Massa pun berhasil dibubarkan sekitar pukul 22.50 WIB. Jl Gatot Subroto sudah dapat dilintasi kendaraan di kedua arah.

Sementara itu akibat kelelahan dan terkena gas air mata sejumlah pendemo dilarikan ke RS TNI AL Mintoharjo untuk mendapatkan perawatan medis. Seperti dilansir Antara, di RS Mintoharjo didapati beberapa mahasiswa yang menunggu rekannya yang tengah dirawat.

“Teman saya ada kena gas air mata dan ada juga telapak tangannya luka karena mungkin jarak dekat dengan letupan gas air mata,” kata mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta, Dicky, seperti dilansir Antara, Selasa (1/10/2019).

Dilaporkan Antara, pada Senin (30/9) pukul 23.45 WIB, sejumlah ambulans masih mengevakuasi pendemo ke RS Mintoharjo. Dilihat dari tulisan di badan mobil, ambulans tersebut berasal dari sejumlah puskesmas seperti Puskesmas Cakung dan Puskesmas Keliling Tanah Abang.

Selain menggunakan ambulans, beberapa pendemo dilarikan ke RS menggunakan kendaraan seperti ojek online.

Polisi terus memukul mundur massa dengan menembakkan gas air mata di sekitar Universitas Atma Jaya. Tembakan gas air mata itu rupanya mengarah ke posko evakuasi yang dibentuk di depan kampus Atma Jaya. Massa yang berasal dari kalangan mahasiswa dan massa yang mengaku pelajar terus berusaha bertahan namun mereka akhirnya berlarian terpecah-pecah.

Ada sebagian massa berbaju pelajar ricuh di depan kantor LIPI, Jl Gatot Subroto, Jakarta. Polisi memukul mundur massa dengan tembakan gas air mata.

Polisi yang berada di titik arah Mampang beberapa kali menembakkan gas air mata. Pelajar sempat melempari polisi dengan batu.

Massa yang mengaku sebagai pelajar SMA dan STM ternyata pelajar palsu. Setelah salah satu diamankan polisi dan diinterogasi, pemuda ini mengaku sehari-hari pekerjaannya sebagai nelayan di Cilincing, Jakarta Utara.

Ia mengaku dimobilisasi oleh seseorang tak dikenal. Pemuda ini mengaku diberi uang dan seragam SMA. Mereka diangkut kendaraan untuk berdemo ke depan gedung DPR. “Saya sehari-hari nelayan, saya dikasih baju putih abu-abu baju SMA dan disuruh berdemo,” ujar Yayan, pemuda usia 20 tahun ini dengan polosnya.

Demonstrasi ricuh di sekitar gedung DPR mengganggu aktivitas pegawai kantoran di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Pegawai tertahan di kantor sampai malam hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: