Buka IPA Convex, Menteri Arifin Minta Subsektor Migas Dukung Transisi Energi Rendah Karbon

Arifin menyampaikan bahwa ketahanan energi membutuhkan energi yang lebih aman yang berkelanjutan, yang tidak terlalu terpengaruh oleh guncangan dan ketidakpastian, serta rendah emisi karbon, tidak hanya tentang mengamankan pasokan energi dengan harga yang terjangkau.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif

Jakarta, EDITOR.ID,- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa di era transisi energi, subsektor minyak dan gas bumi (migas) masih memegang peranan penting dalam menyediakan kebutuhan energi global, berkaca pada peningkatan produksi dan konsumsi migas global dalam 10 tahun terakhir.

Hal ini disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif saat memberikan sambutan pada Opening Ceremony Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) ke-47, di Serpong, Selasa (25/7/2023).

Lebih lanjut Arifin memaparkan kinerja produksi minyak yang meningkat dari 88,6 juta barel per hari pada tahun 2012 menjadi 93,8 juta barel per hari pada tahun 2022.

Sedangkan konsumsi minyak meningkat dari 89,1 juta barel per hari pada tahun 2012 menjadi 97,3 juta barel per hari pada tahun 2022. Adapun produksi gas juga meningkat 20% dalam 10 tahun terakhir dan laju pertumbuhan konsumsi gas sebesar 1,7% per tahun.

“Hal ini menunjukkan bahwa di era transisi energi saat ini, minyak dan gas bumi masih berperan penting dalam menyediakan kebutuhan energi global yang terjangkau dan dapat diandalkan khususnya di sektor transportasi dan industri seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi yang meningkat terutama di negara-negara berkembang,” ujar Arifin.

Arifin menyampaikan bahwa ketahanan energi membutuhkan energi yang lebih aman yang berkelanjutan, yang tidak terlalu terpengaruh oleh guncangan dan ketidakpastian, serta rendah emisi karbon, tidak hanya tentang mengamankan pasokan energi dengan harga yang terjangkau.

“Industri minyak dan gas tengah menghadapi tekanan yang tinggi untuk mengklarifikasi implikasi transisi energi bagi operasi dan model bisnisnya, serta untuk menjelaskan kontribusi yang dapat diberikan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK),” ujarnya.

Arifin mengungkapkan bahwa memenuhi permintaan energi yang meningkat sembari menurunkan emisi global, adalah tantangan yang cukup berat.

Maka perlu dilakukan upaya penurunan emisi global di sektor migas, salah satunya adalah menurunkan emisi GRK pada tahap operasional melalui efisiensi energi, pengurangan suar, dan mengelola emisi metana, serta menjalankan operasional menggunakan sumber energi terbarukan maupun yang rendah karbon.

“Selain itu, dapat pula dilakukan pengurangan emisi melalui peningkatan penggunaan gas bumi, peningkatan efisiensi sistem bahan bakar mesin, dan mengembangkan teknologi rendah karbon, seperti kendaraan listrik, biofuel, gas alam cair, amonia, dan fuel-cell hidrogen,” kata Menteri ESDM.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: