Sleman, Yogyakarta, EDITOR.ID,– Innalilahi wa Innalilahi. Kabar duka datang dari Yogyakarta, khususnya keluarga besar Universitas Gadjah Mada (UGM). Guru besar ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga pernah memimpin Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2014-2019 Sri Adiningsih meninggal dunia hari ini Sabtu (17/6/2023). Ia meninggal pada usia 62 tahun di RSUP Dr. Sardjito.
Selain menjadi seorang ekonom, Sri juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden 2014-2019. Ia dikenal sebagai salah satu kerabat Presiden Joko Widodo di SMP.
“Telah Berpulang Ibu Prof. Sri Adiningsih, PhD. Mohon dimaafkan segala kesalahan. Doa kita yang terbaik Buat Mba Ning. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” demikian bunyi pesan Dekan FEB UGM Prof. Didi Achjari.
“Prof. Sri mengembuskan napas terakhir di RSUP dr. Sardjito pada hari Sabtu, 17 Juni 2023, pukul 18.37 WIB di usia 62 tahun,” sambungnya.
Pemakaman akan dilaksanakan pada Minggu (18/6) di pemakaman Gunung Sempu Hills Memorial Park, Yogyakarta.
Jenazah almarhumah akan diberangkatkan dari rumah duka di PUKJ Yogyakarta di Jl. IKIP PGRI I Sonosewu, Sonopakis Lor, Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, pukul 13.00 WIB.
Didi menambahkan civitas akademika FEB UGM merasakan duka yang mendalam atas kepergian Sri Adiningsih.
“Semoga mendiang diampuni segala dosanya, diterima amal ibadahnya, serta memperoleh tempat terbaik di sisi-Nya,” imbuh Didi.
Menurut Didi, salah satu guru besar terbaik FEB UGM itu dikenal oleh para kolega maupun mahasiswanya sebagai pribadi yang ramah, peduli, dan menyenangkan.
“Prof. Sri Adiningsih memberikan begitu banyak kontribusi terhadap UGM, khususnya bagi Fakultas Ekonomika dan Bisnis,” tutur Didi.
Prof. Sri Adiningsih yang lahir pada 11 Desember 1960. Ia merupakan teman satu angkatan Jokowi waktu bersekolah di SMP 1 Solo.
Selaim UGM, ia juga pernah mengemban pendidikan di University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat. Kemudian ia menjadi dosen Pascasarjana UGM setelah mendapat gelar doktor dan mengemban jabatan sebagai Kepala Pusat Studi Ekonomi Asia-Pasifik UGM.
Semasa hidup, ia sempat dipercaya sebagai Adviser/Principal Economist at Exim Securities pada 1997, lalu anggota tim ahli penyiapan materi GBHN bidang Wanhankamnas satu tahun berikutnya
Ia kemudian menjadi anggota Ombudsman Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan Tim Ahli Panitia Ad hoc Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 2001. Baru pada 2015 ia ditunjuk Jokowi menjadi salah satu anggota Wantimpres. (tim)
