Adaptasi Perang Elektronik, TNI AL Diminta Rekrut Tentara Akademisi

ilustrasi kapal selam

EDITOR.ID, Jakarta,- Pertahanan sebuah negara dalam menghadapi ancaman peperangan di masa depan atau era perang elektronik (digital) sudah tak lagi mengandalkan ketahanan fisik prajurit. Namun, peperangan masa depan membutuhkan sosok tentara akademisi yang berotak jenius dan cerdas dengan kualifikasi kemampuan digital.

Oleh karena itu dalam pengembangan SDM atau membangun postur pasukan masa depan, TNI AL disarankan merekrut Scholar Warrior atau Prajurit berbasis Akademisi. Yakni Prajurit yang telah dibekali ilmu pengetahuan mengenai teknis elektronika modern berbasis digital.

ilustrasi peluncuran rudal
ilustrasi peluncuran rudal

Tentara ke depan tak lagi mengandalkan kekuatan dan kemampuan fisik semata. Namun juga sudah mulai dipikirkan kemampuan dan kecerdasan otaknya dalam beradaptasi dengan perubahan disruptif.

Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati mengungkapkan usulan untuk mulai menggunakan SDM berbasis anak jenius dan cerdas secara akademis di jajaran prajurit TNI Angkatan Laut (AL).

Caranya? Yakni dengan mencari bakat dan menseleksi mahasiswa cerdas yang sedang menempuh pendidikan teknik di Perguruan Tinggi untuk diajak bergabung sebagai Prajurit TNI AL berbasis akademisi.

Penggunaan calon prajurit dari kalangan tentara akademis (Scholar Warrior) juga selaras dengan sistem persenjataan matra laut yang saat ini sudah menggunakan kapal perang-kapal perang canggih super modern yang disiapkan menghadapi perang elektronik (digital)

Salah satunya dalam mengeloa manajemen operasi kapal selam yang saat ini semakin canggih sistem peralatannya.

Susaningtyas menuntut prajurit yang lebih professional untuk mengendalikan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI Angkatan Laut berupa kapal selam Alugoro-405 buatan PT PAL Indonesia.

“Dengan teknologi tinggi yang terpasang di kapal selam, maka lembaga pendidikan TNI AL juga harus mengantisipasi berbagai variasi taktik dan strategi peperangan kapal selam dan antikapal selam di masa mendatang,” ujarnya, Senin 22 Maret 2021.

Pengamat militer dan intelijen itu menilai, tidak ada salahnya jika TNI AL memperbanyak ‘Scholar Warrior’ alias prajurit akademisi.

Susaningtyas Kertopati mengatakan, sudah saatnya kapasitas peperangan yang dimiliki TNI AL ditingkatkan sesuai era melalui digitalisasi dan Unmanned System alias sistem nirawak.

“Kapal-kapal selam ke depan harus semakin efisien dan banyak memanfaatkan teknologi berbasis Artificial Intelligence. Kapal selam yang baru juga perlu dilengkapi dengan Underwater Unmanned Vessel (UUV) melengkapi Unmanned Sub-Surface Vehicle (USSV) yang juga banyak digunakan,” katanya.

Kapal selam buatan PT PAL yang bekerja sama dengan DSME Korea tersebut, dinilai sangat cocok beroperasi di laut yang memiliki karakteristik dangkal, dalam, dan salinitas yang tinggi seperti perairan Indonesia.

Persenjataan kapal selam itu, juga dinilai mampu menghadapi teknologi kapal-kapal tempur permukaan dan kapal selam tipe lainnya yang dimiliki negara-negara di kawasan Asia.

“Formasi tempur peperangan kapal selam modern memang menuntut kapasitas kapal selam yang mampu beroperasi dalam kurun waktu yang lama baik secara mandiri maupun secara bersama,” ucapnya.

Kendati demikian, Susaningtyas Kertopati mengingatkan pentingnya sumber daya manusia (SDM), karena kapal selam membutuhkan SDM yang pandai dan cerdas.

“Tatkala kita bicara alutsista tentu harus satu kesatuan dengan SDM pengawak maupun teknisi,” ujarnya, seperti dikutip dari Antara.

KRI Alugoro-405 adalah kapal selam terbaru yang masuk ke dalam jajaran armada TNI AL, melengkapi dua kapal selam yang sebelumnya telah aktif berdinas di TNI AL, yakni KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadedali-404.

Ketiga kapal selam TNI AL tersebut merupakan hasil kerja sama PT PAL Indonesia dan DSME Korea batch pertama.

ilustrasi
ilustrasi

Saat ini, PT PAL Indonesia dan DSME Korea tengah menjalani proses finalisasi batch kedua untuk tiga kapal selam berikutnya.

Ketiga kapal selam itu melengkapi dua kapal selam sebelumnya, yakni KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 sehingga Indonesia kini memiliki lima unit kapal selam.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan bahwa serah terima kapal selam KRI Alugoro-405 merupakan tonggak sejarah pertahanan Indonesia.

“Untuk pertama kalinya Indonesia melalui galangan kapal nasional PT PAL Indonesia (Persero) berhasil ikut serta dalam produksi kapal selam,” kata Prabowo saat menerima kapal selam jenis Diesel Electric itu dari PT PAL Indonesia (Persero), Rabu, 17 Maret 2021. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: