Ada Apa Dibalik NET TV Jatuh?

Dengan kata lain, target market NET TV sudah lenyap, atau makin kecil populasinya. Sebab sebagian besar sudah melakukan migrasi besar-besaran ke layar hape demi menyimak Youtube, IG atau Netflix.

Dan itu petaka bagi sebuah bisnis. Ibaratnya Anda mau menjual produk, namun potensi pasarnya sudah tidak ada. Jualan Anda tidak akan laku, karena tidak ada lagi pembelinya.

Yang kelam : layanan program NET TV sejatinya lumayan bagus. Konsepnya kreatif. Sentuhan tangan dingin Wishnutama sebagai sang jenius kelihatan sekali dalam beragam acara Net TV.

Namun produk yang bagus tetap tidak akan laku, kalau dijual pada pasar yang kosong melompong. Ibaratnya, Anda jualan produk hebat namun di pasar yang sudah seperti rumah hantu. Sudah lama tidak ada penghuni dan pengunjungnya.

Itulah pelajaran marketing yang amat penting dari kasus NET TV. Saat Anda salah menentukan segmen pasar dan target market, maka bisnis Anda akan kolaps.

Kesalahan Net TV adalah memilih target market kelas premium yang sudah lama enggan menonton layar televisi.

Sebaliknya, target market terbesar bisnis TV itu adalah orang-orang yang masih suka nonton sinetron Tukang Bubur Naik Haji, Cinta Fitri atau Tukang Ojek Pengkolan.

Dana iklan triliunan ada dalam sinetron seperti itu, bukan dalam konsep program yang dibuat oleh NET TV.

Akibatnya : pendapatan iklan Net TV seret, dan akhirnya terus mengalami kerugian karena biaya opersional TV sangatlah tinggi.

Pelajaran Bisnis #2 : Idealisme dan Passion adalah Bullshit. Wishnutama adalah figur kreatif dalam industri televisi.

Dia punya idealisme dan passion untuk menghadirkan layanan program TV yang kreatif dan tidak abal-abal. Dan dia sebenarnya sangat berhasil dalam hal ini.

But business is business. Business is all about making money.

Kalau produk yang Anda jual sudah sesuai passion dan visi Anda, namun kemudian tidak ada yang mau beli, lalu keluargamu mau makan apa?

Dulu saat di Trans TV, visi dan passion Wishnutama bisa berkibar, namun tetap ada rambu bisnis dari sang pemiliknya yakni CT (Chairul Tanjung).

Jadi ada kombinasi yang pas : ada program kreatif yang bagus, namun ada juga program yang memang ditujukan untuk mendapat uang.

Sebab pada akhirnya, uang juga yang bisa membuat semua operasi bisnis bisa terus berjalan. Kalau tidak ada profit, ya akhirnya akan bubar jalan.

Pelajarannya adalah : kombinasikan passion dengan profit dan market demand.

Kombinasi maut akan terjadi saat passion dalam bidang yang kita geluti, juga ternyata memiliki potensi pembeli yang banyak, dan karena itu bisa hasilkan profit yang maknyuss.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: