EDITOR.ID – Surabaya, Menjadi seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) tak jadi halangan untuk mengejar cita-cita sebagai seorang diplomat.
Hal itu dijalani Maulana Hanif Ibrahim, yang merupakan mahasiswa semester 5 FK Unair. Di tengah aktivitas perkuliahan yang mempelajari ilmu kedokteran, ia menyempatkan untuk mempelajari diplomasi dengan mengikuti Airlangga MUN Club.
“Saya dahulu awalnya ingin menjadi seorang diplomat karena saya melihat ada anggota keluarga yang seringkali pergi keluar negeri untuk mewakili Indonesia di kancah internasional. Karena hal lain saya lebih memilih untuk menjalani profesi di bidang kesehatan. Namun ternyata saya masih memiliki kesempatan untuk mengejar mimpi-mimpi tersebut melalui MUN,” ungkap Hanif pada Minggu (30/1).
Sebagai informasi, Airlangga MUN Club adalah komunitas yang mewadahi mahasiswa Unair untuk mempersiapkan diri mengikuti Model United Nations (MUN), yang merupakan forum simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam komunitas ini, Hanif mendapatkan penghargaan sebagai peserta teraktif tahun 2021.
“Waktu aku tau aku jadi peserta teraktif di Airlangga MUN Club, aku nggak nyangka karena aku sendiri merasa belum memiliki kemampuan yang luar biasa dalam bidang ini. penghargaan yang saya terima bukan merupakan akhir dari perjalanan saya.awal untuk terus berkembang dan berproses lebih lanjut kedepanya,” tuturnya
Hanif mengakui mengikuti forum MUN setiap bulannya sekali hingga dua kali. Situasi pandemi covid-19 menurutnya lebih mudah untuk mengikuti MUN karena masih banyak yang mengadakan secara daring.
Ia menuturkan, dirinya selalu mengikuti kelas yang diadakan Airlangga MUN Club yang diadakan secara daring. Hal itu yang diyakini Hanif merupakan sebuah proses yang panjang.
Hanif berharap, MUN menjadi kegiatan yang bisa melibatkan mahasiswa untuk merumuskan kebijakan-kebijakan global. Selain itu, meningkatkan kemampuan berbahasa asing, berpikir kritis, dan berbucara di depan umum.
“Tentu saja saya berharap kegiatan ini semakin merakyat dan membumi. Dalam artian simulasi sidang internasional bukan hanya dipandang sebagai tempat untuk mahasiswa yang berdisiplin ilmu hubungan internasional saja. Namun masyarakat di akar rumput bisa ikut merasakan bagaimana kebijakan-kebijakan global ikut dirumuskan,” ucapnya.
“Selain itu dengan banyak mengikuti kegiatan serupa mampu untuk melatih kemampuan public speaking, critical thinking hingga kefasihan berbahasa asing,” pungkasnya.