Kapolres Baru Siap Perang Lawan Kelompok Intoleran
EDITOR.ID, Solo,- Kapolresta Surakarta Kombes Pol Andy Rifai diganti. Pejabat baru Kapolresta Surakarta kini dijabat Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak. Selanjutnya Kombes Pol Andi Rifai ditugaskan menjabat Kepala Bidang TIK di Korps Brimob Polri.
Kapolresta yang baru Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak sebelumnya menjabat sebagai Dirreskrimsus Polda Lampung.
Usai upacara Sertijab dan tradisi pelepasan Pedang Pora dengan Kapolres lama Andi Rifai, Kapolresta Surakarta, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak menabuh genderang perang kepada kelompok intoleran dan para pelaku premanisme.
Kapolresta Surakarta, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak dengan tegas menyatakan perang terhadap kelompok intoleran. ?Dimanapun mereka bersembunyi akan kami kejar sampai kapanpun,? tegas Ade Safri usai melaksanakan pedang pora untuk mengantar kepergian Kapolresta Surakarta sebelumnya, Kombes Pol Andy Rifai, Selasa (11/8/2020).
Lulusan Akpol 1996 ini menegaskan tidak ada tempat bagi kelompok intoleran yang terlibat penyerangan di kediaman Habib Umar Assegaf di Mertodranan, Pasarkliwon untuk bebas.
Pengejaran terhadap para pelaku intoleran yang belum tertangkap sudah dilakukan di berbagai tempat. Meski ada perintah tindak tegas, terukur bagi para pelaku penyerangan, Kapolresta Surakarta yang baru itu masih memberikan waktu bagi para pelaku yang buron untuk segera menyerahkan diri.
?Tindakan tegas, terukur akan kami lakukan apabila mereka tidak segera menyerahkan diri,? tandas perwira menengah berpangkat melati tiga dipundak tersebut.
Kali pertama bertugas di Polresta Surakarta, Ade Safri fokus utamanya menuntaskan penganiayaan, perusakan dan penghasutan dimuka umum yang terjadi di Mertodranan, Pasarkliwon beberapa waktu lalu.
Selain itu, penanganan kamtibmas, lanjut Kapolresta, juga menjadi perhatian yakni memerangi berbagai bentuk tindak kejahatan seperti kekerasan dan premanisme.
Dalam penjelasannya, dari puluhan pelaku yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan di rumah Habib Umar Assegaf, belum ada perkembangan yang signifikan.
?Pihak kepolisian masih terus mengembangankan kasusnya. Sedang dari lima orang yang telah diamankan, empat menjadi tersangka, yang satu perannya masih didalami,? ungkap perwira Polri yang berpengalaman dalam bidang reserse ini.
Mabes Polri memberikan perhatian penuh dalam kasus pengeroyokan yang menimpa keluarga Habib Umar Assegaf di Solo akhir pekan lalu.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna, Selasa (11/8/2020) di hadapan wartawan menegaskan, ini sudah ada tiga pelaku yang telah ditangkap, dua di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.
?Nanti dalam waktu dekat akan kami tangkap semuanya,? ujarnya
Disebutkan, kejadian tempo hari di Mertodranan, Kelurahan Pasar Kliwon, Kota Solo yang melukai tiga orang itu masuk dalam kategori tindak premanisme.
?Kejadian di Surakarta kemarin penganiayaan dan pengeroyokan terhadap Habib Umar Assegaf kami dari Polda Jateng didukung dari Mabes Polri Bareskrim ini sudah ambil langkah-langkah hukum.
Dan kami tidak pandang bulu pada siapa yang melakukan. Ini sudah premanisme menurut kami. Yang melakukan ini premanisme, melakukan penganiayaan, pengeroyokan,? kata Iskandar.
Iskandar menyebut, Polisi sudah menangkap tiga terduga pelaku pengeroyokan.
Sementara dua di antaranya, katanya, telah ditetapkan sebagai tersangka.
?Ini sudah kami tetapkan dua orang yang sudah memenuhi unsur pidana, dan ini akan kami proses sesuai dengan hukum,? katanya.
Seperti diketahui, perusakan sejumlah mobil dan motor hingga penganiayaan yang menyebabkan Habib Umar Assegaf dan dua keluarganya terluka tersebut menjadi perhatian nasional. Banyak pihak yang mengecam aksi intoleran tersebut.
Bahkan Kapolri, Jenderal Pol Idham Azis telah memerintahkan jajarannya untuk segera menangkap para pelaku yang belum tertangkap.
Tak dipungkiri banyak kesatuan baik dari Mabes Polri, Polda Jateng hingga Polresta Surakarta dikerahkan untuk menangkap para pelaku yang masih dalam pengejaran.
Dalam mengusut kasus instoleran itu, selain melakukan pemeriksaan dua pelaku yang telah ditangkap di dua tempat yang berbeda, petugas telah melakukan pemeriksaan saksi yang berjumlah sembilan orang, termasuk saksi korban maupun warga yang melihat kejadian. (tim)