“Kami mencari titik peluang yang menjadi motif kasus ini. Sebab, prinsip investigasi tidak boleh menutup peluang kemungkinan sekecil apapun,” katanya.
Kedua, TGPF menyusun ulang kronologi peristiwa dari laporan yang sudah ada. Hal ini krusial, misalnya untuk mencocokkan waktu penyiraman dengan pandangan pengelihatan.
Ketiga, memeriksa saksi. Baik saksi yang telah diperiksa maupun saksi tambahan. Termasuk, saksi korban, Novel Baswedan.
Novel Baswedan cukup pesimis dengan TGPF ini, bagaimana tanggapanya? “Kami tidak apa-apa. Kalau Novel nggak mau diperiksa karena nggak percaya kepada kami pun nggak masalah. Yang penting, kami telah melakukan prosedur standar dalam investigasi,” kata Kiki sebagaimana dikutip dari wawancara dengan harian Surya Surabaya beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Novel sudah dijadwalkan untuk diperiksa namun berhalangan hadir. “Rencananya, akan kami jadwalkan ulang,” tambah Kiki.
Sementara anggota TGPF lainnya, Nurcholis mengatakan, laporan yang diserahkan kepada Kapolri berjumlah 170 halaman ditambah lampiran sebanyak 1.500 halaman.
Dalam kerjanya selama 6 bulan, tim yang terdiri dari sejumlah pakar ini menggunakan metode pendekatan investigasi untuk membantu mengungkap kasus ini.
Meski begitu, TGPF belum mengungkap isi temuannya selama ini. Mereka terlebih dahulu memberi waktu kepada Tito untuk mempelajari dan akan diumumkan kepada publik secara lengkap selambatnya satu pekan ke depan.
“Laporan sudah disampaikan dan beliau (Tito) akan mempelajari. Kami akan menyampaikan hasil lengkap minggu depan,†ujar Nurcholis.
Sementara itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol M Iqbal mengatakan laporan TGPF sudah diterima Kapolri. Saat ini sedang dipelajari secara seksama.
Dari pertemuan sekitar 2 jam dengan TGPF disebut ada temuan menarik dari investigasi tim ini selama 6 bulan. Hal itu akan disampaikan pada minggu depan.
“Ada temuan, progres dari tim pakar ini, temuan menarik nanti akan kami sampaikan pada sesi konferensi pers paling lanbat minggu depan,†pungkasnya. (tom)