Seperti Apa Keadaan Neraka Huthamah, Siapa Penghuninya Baca Ini

Artinya: "Celakalah setiap pengumpat lagi pencela yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Huthamah. Tahukah kamu apakah (neraka) Huthamah? yang (membakar) naik sampai ke hati. Sesungguhnya dia (api itu) tertutup rapat (sebagai hukuman) atas mereka, (sedangkan mereka) diikat pada tiang-tiang yang panjang."

Ilustrasi Neraka

Jakarta, EDITOR.ID,- Dalam tingkatan neraka yang akan menjadi tempat bagi orang yang suka berbuat dosa ada namanya Neraka Huthamah. Seperti apa itu neraka Huthamah? Allah SWT menciptakan neraka ini diperuntukkan bagi orang-orang yang suka mengumpat, mencela, mengumpulkan harta lalu menghitung-hitungnya, dan menganggapnya akan kekal.

Hal tersebut dijelaskan dalam buku Mati Tidak Harus Sakit, Ajal Tidak Harus Tua karya karya Riska Wati Harfin. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Humazah ayat 1-9,

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ ١ ۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ ٢ يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ ٣ كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ ٤ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ ٥ نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ ٦ الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ ٧ اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ ٨ فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ࣖ ٩

Artinya: “Celakalah setiap pengumpat lagi pencela yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Huthamah. Tahukah kamu apakah (neraka) Huthamah? yang (membakar) naik sampai ke hati. Sesungguhnya dia (api itu) tertutup rapat (sebagai hukuman) atas mereka, (sedangkan mereka) diikat pada tiang-tiang yang panjang.”

Menukil ulasan Ustadz Muhammad Hanif Rahman, khadim Ma’had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo dalam artikelnya di laman NU Online dengan judul “Tafsir Surat Al-Humazah Ayat 4-9: Tiga Sifat Neraka Huthamah”, teks, terjemahan dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas surat Al-Humazah ayat 4-9 adalah sebagai berikut:

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ (٤) وَمَآ اَدْرٰكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ (٥) نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ (٦) الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ (٧) اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ (٨) فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ࣖ (٩)

(4) Kallā layumbażannafil khutamah. (5) Wamaa adraakamal hutamah. (6) Nāarullāhil mūqadah. (7) Allatiī tațțhali’u ‘alal afidah. (8) Innahaā alaihim mu’sadah. (9) Fii’ amadimmumaddadah.

Artinya, (4) “Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Huthamah. (5) Tahukah kamu apakah (neraka) Huthamah? (6) (Ia adalah) api (azab) Allah yang dinyalakan, (7) yang (membakar) naik sampai ke hati. (8) Sungguh, Ia (api itu) tertutup rapat (sebagai hukuman) atas mereka, (9) (sedangkan mereka itu) Diikat pada tiang-tiang yang panjang.”

Pada ayat kedua sampai ketiga Allah swt menegaskan bahwa si pengumpat yang mengumpulkan dan menghitung-hitung harta menduga bahwa harta itu akan mengekalkannya. Kemudian ayat 4-9 di atas membantah dugaan mereka sambil mengancam yang bersangkutan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: