Makna Pancasila Dalam Tenun Sumba

Menurut penjelasan Umbu Ignatius, prosess pembuatan tenun Sumba memiliki 42 tahap, dimulai dari meramu tumbuhan sebagai bahan pewarna, menyimpan untuk pematangan warna. Pada tahap menyimpan ini kain dibiarkan tidur seperti menidurkan anak dalam keranjang tertutup. Setelah semua dianggap cukup baru dimulai proses menenun.

Makna Pancasila Dalam Tenun Sumba 3
Makna Pancasila Dalam Tenun Sumba 3

Proses pewarnaan dilakukan secara alamiah, yaitu menggunakan warna asli yang diambil dari tumbuh-tumbuhan, seperti nila, mengkudu, kayu kuning dan pohon bakau yang tumbuh di pantai. Sebagai gambaran, untuk membuat lima lembar kain tenun Sumba dengan ukuran 120 x 75 cm dibutuhkan 3 kg pasta nila kering dan 30 kg akar mengkudu.

Cara membuat pasta nila adalah daun nila dipotong-potong kemudian direndam dalam air selama satu malam . Daun yang sudah direndam kemudian diperas dan dicampur dengan kapur sirih, ditiris lalu dikeringkan dengan cara dijemur. Proses pembuatan pasta ini memerlukan waktu lima sampai 8 hari.

Dari proses pembuatan warna yang alamiah ini kita bisa melihat bagaimana masyarakat bisa belajar berkomunikasi dengan alam dan memanfaatkan alam untuk kehidupan. Dalam konteks ini diperlukan kepekaan terhadap alam agar bisa memilih bahan secara tepat serta memtukan waktu untuk membuat bahan serta menenun. Proses ini tidak akan terjadi tanpa ada kepekaan terhadap alam.

Karena semua proses ini terjadi secara alamiah, tanpa melibatkan bahan kimia yang merusak alam, maka kelestarian alam bisa terjaga dan terpelihara dengan baik. Semua mencerminkan hubungan yang intim antara manusia dengan alam sehingga alam menjadi bagian kehidupan dari masyarakat.

Setelah zat pewarna jadi, baru dilakukan proses pewarnaan terhadap benang yang akan ditenun. Setiap helai benang pada kain tenun memiliki makna mendalam bagi masyarakat Sumba.Setelah semua benang diwarnai, baru dilakukan proses menenun.

Untuk membuat satu helai kain tenun diperlukan waktu yang cukup lama bahkan ada yang sampai tahunan, tergantung kerumitan motif dan fungsi dari tenun. Karena proses yang panjang inilah maka tenun sunda bisa menjadi sarana membentukn kesabaran dan ketekunan.

Dalam konstruksi budaya Sumba, menenun merupakan pekerjaan perempuan. Pada awalnya tujuan membuat kain tenun adalah untuk suami sebagai tanda hormat dan cinta. Kain tenun buatan istri ini akan dibawa oleh suami saat meninggal dunia, dipakai sebagai penutup jenazah.

Para perempuan Sumba juga membuat tenun untuk dipakai sendiri. Mereka menenun sejak akil baligh atas bimbungan ibu dan neneknya. Ketika sudah menikah kain hasil tenunan terbaik akan dibawa ke rumah suami dan selanjutnya diwariskan kepada anak-anaknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: