Makna Pancasila Dalam Tenun Sumba

Oleh: Ngatawi Al-Zastrouw

Penulis adalah Seorang Budayawan dan Kepala Makara Art Center Universitas Indonesia

14 19 50 Zastrouw Al Ngatawi
14 19 50 Zastrouw Al Ngatawi

Setelah mengunjungi kampung Tarung di Sumba Barat dan belajar tentang kearifan dari masyarakat adat Marapu, hari berikutnya kami mengunjungi Rumah Budaya Sumba. Di tempat ini kami melakukan sarasehan untuk menggali secara lebih dalam nilai-nilai dan spirit yang ada dalam tradisi dan budaya Sumba. Hadir sebagai narasumber dalam sarasehan ini adalah Umbu Ignatius, seorang pelestari dan pengkaji batik Sumba serta Frater Robert Ramone, pendiri Rumah Budaya Sumba.

Menurut Umbu Ignatius, kain tenun Sumba adalah cermin kehidupan masyarakat Sumba. Asal usul dan perjalanan hidup manusia Sumba, sejak lahir, menjadi dewasa hingga kematian, semua tertuang dalam motif tenun. Tenun Sumba juga menjadi penanda status sosial masyarakat, makin tinggi status sosial seseorang makin banyak kain dibungkuskan pada jasad. “Corak kain tenun Sumba menggambarkan karakter pemakai” kata Umbu Ignatius.

Setiap motif tenun Sumba memiliki makna dan fungsi masing-masing. Misalnya, motif kuda melambangkan kepahlawanan, keagungan dan kebangsawanan serta harga diri. Kuda adalah hewan penting bagi masyarakat Sumba. Selain menjadi tunggangan kuda juga merupakan simbol kekayaan.

Makna Pancasila Dalam Tenun Sumba 2
Makna Pancasila Dalam Tenun Sumba 2

Ketika seseorang yang memiliki status sosial tunggi meninggal maka akan dikorbankan seeokor kuda sebagai penghargaan terhadap arwah. Posisi kuda hampir sejajar dengan arwah nenek moyang.

Motif lainnya adalah buaya dan ayam yang memiliki makna kekuatan dan kehidupan bagi perempuan. Ada juga motif burung kakatua yang mencerminkan sikap kebersamaan masyarakat Sumba dalam menyelesaikan masalah, karena kakatua selalu terbang bersama-sama.

Sikap seorang pemimpin disimbolkan dalam hewan rusa yang selalu berjalan dengan kepala tegak menatap ke depan. Motif udang bermakna kebangkitan setelah kematian dan kehidupan abadi setelah dunia fana. Olehkarenanya, motif udang biasanya digunakan untuk membalut orang yang sudah meninggal.

Selain motif hewan, tenun Sumba juga memiliki motif ornamen megalitik dalam bentuk yang mirip topeng. Corak geometris seperti lingkaran, segi tiga, segi empat, belah ketupat dan anyaman. Motif ini tidak sekedar untuk memenuhi nilai estetik tetapi merupakan gambaran siklus kehidupan dari lahir sampai mati, juga simbol pemujaan pada alam, roh dan leluhur.

Tenun sumba tidak hanya memiliki makna dan fungsi sosiologis-spiritual, sebagaimana terlihat pada motif, tetapi juga memiliki makna edukatif, terutama yang terkaitdengan pembentukan karakter dan kepekaan terhadap alam. Hal ini terlihat dalam proses pembuatan tenun Sumba.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: