News  

Respon Ucapan Rasis Gubernur NTT, Serikat Pemuda NTT Aksi di Depan Istana Negara

Serikat Pemuda NTT

Serikat Pemuda Nusa Tenggara Timur (NTT) lakujan demonstrasi untuk menyikapi rasisme oleh Gubernur NTT Viktor Laskodat di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (3/12).

Ucapan rasis dilakukan oleh Gubernur Laskodat bermula saat Laskodat berdialog dengan tokoh masyarakat adat Sumba Timur di Desa Kabaru, Rindi, Sumba Timur, Sabtu (27/11).

Saat berdialog, Gubernur Laskodat melontarkan ucapan ?monyet? kepada salah satu warga yang juga ikut serta dalam pertemuan tersebut.

Selain perkataan rasis, Gubernur Laskodat juga mengeluarkan perkataan yang bersifat intimidatif, seperti akan memenjarakan warga apabila berbeda pendapat dengannya.

Jimianus Tamo Ama selaku koordinator lapangan aksi tersebut mengatakan apa yang dilakukan Gubernur Laskodat adalah bentuk arogansi kekuasaan seorang gubernur sekaligus merendahkan martabat masyarakat adat Sumba Timur.

“Insiden diskriminasi berbentuk rasis yang dilakukan Viktor Laskodat sejatinya merupakan ekspresi dari arogansi kekuasaan dan telah melecehkah harkat dan martabat masyarakat adat Sumba Timur sebagai warga Negara Indonesia,” ungkapnya.

Jimi, begitu ia disapa, menyebut masyarakat adat Sumba Timur berhak untuk bebas dan mendapatkan perlindungan dari segala bentuk diskriminasi.

“Masyarakat adat Sumba Timur memiliki hak terbebas dari segala bentuk diskriminasi sebagaimana semangat yang terkadung dalam bunyi UUD 1945 pasal 28I ayat 2, setiap orang bebas dari segala perlakuan diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif,” ujarnya.

Serikat Pemuda NTT melakukan long march dari titik kumpul di Tugu proklamasi ke Kantor Kemendagri. Kemudian massa aksi lanjut menuju Istana Negara.

Dalam aksi tersebut, Serikat Pemuda NTT yang di dalamnya beranggotakan Ikatan Mahasiswa Sumba Jabodetabek, Flobamorat Utama, Barisan Anak Timur UBK, Lingkarmata, Perkumpulan Mahasiswa Basodara, Himpunan Mahasiswa Muslim, FORMAPENA Jabodetabek, Keluarga Besar Mahasiswa Pemuda Lembata, Gerakan Pelajar Rote, dan Ikatan Mahasiswa Lamba Leda Jakarta, menyampaikan beberapa tuntutan, yaitu:

  1. Hentikan segala bentuk dikriminasi dan kekerasan lain terhadap masyarakat adat sumba khususnya dan masyarakat adat di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur.
  2. Mendesak Presiden Joko Widodo agar segera memerintahkan Kapolri mengusut tuntas dugaan tindak pidana rasisme dan penghinaan yang dilakukan Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laskodat.
  3. Mendesak Viktor Bungtilu Laskodat untuk turun dari jabatannya sebagai Gubernur di Nusa Tenggara Timur.
  4. Mendesak Pemerintahan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk segera membuat Perda pengakuan, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat adat di Nusa Tenggara Timur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: