EDITOR.ID, Jakarta,- Demi mencegah peserta aksi 1812 masuk ke Jakarta, aparat gabungan mulai melakukan razia di beberapa titik, Kamis (17/12/2020).
Beberapa kendaraan yang diduga milik peserta aksi diperiksa polisi. Di antaranya ditemukan senjata tajam. Hasil tangkapan anggota polisi tersebut dibagikan di media sosial oleh penggiat medsos Denny Siregar.
“Sebuah mobil yang berisikan anggota FPI disetop polisi di Nagreg Cicalengka. Mereka mau demo di Jakarta besok. Perhatikan bawaannya, senjata tajam dan busur panah. Mereka ini memang pengen bikin kerusuhan di Jakarta..,†kata Denny Siregar di akun Twitternya, Kamis (17/12/2020) sambil mengunggah dua foto aparat kepolisian memperlihatkan senjata tajam (sajam) hasil razia.
Di unggahan berikutnya, seorang pemotor juga kedapatan membawa sajam jenis pisau dapur di tasnya.
“Dua orang lagi naik motor juga tertangkap razia @DivHumas_Polri di jl Dharmawangsa, Jakarta. Kemungkinan mereka sedang bersiap untuk demo besok. Lagi-lagi bawa senjata tajam.. Skenario rusuh oleh FPI sedang disiapkan. Hati2, mereka sedang coba balas dendam ke aparat..,†tulis Denny Siregar.
Cuitan Denny itu ikut dikomentari Ketua Bidang Politik & Pemerintahan PP GP Ansor, Luqman Hakim. Dia menyebutkan temuan itu bakal dibantah oleh kubu FPI.
“Munarman akan membantah : “Itu fitnah! Di KTA FPI anggota dilarang bawa senjata!â€,†kata anggota DPR RI itu.
Politikus PKB itu lantas mengingatkan kejadian penyiraman air teh panas yang dilakukan oknum FPI di salah satu acara stasiun TV.
“Munarman lupa, di KTA FPI ada janji anggota akan berakhlakul karimah, tapi dia bisa nyiram wajah orang dg teh panas dan ditonton pemirsa TV se Indonesia. Ucapan dan kenyataannya selalu bertentangan,†pungkasnya.
Diketahui, Aliansi Nasional Anti-Komunis (ANAK) NKRI bersama Persaudaraan Alumni (PA) 212, Front Pembela Islam (FPI), dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama akan menggelar Aksi 1812 di depan Istana Negara.
Aksi mengusung tiga tuntutan yakni usut tuntas pembunuhan 6 laskar Front Pembela Islam (FPI), bebaskan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab, stop kriminalisasi ulama, dan stop diskriminasi hukum.
Polda Metro Jaya telah menegaskan tidak memberikan izin untuk aksi 1812. (tim)