Dinkes Jatim Minta Masyarakat Waspada Penyakit Akibat Nyamuk

EDITOR.ID – Surabaya, Keberadaan nyamuk harus diwaspadai. Sebab secara nyata, nyamuk bisa berbahaya merenggut nyawa seseorang. Tak hanya nyamuk jenis anopheles yang berbahaya, tetapi juga Aides Aegypti yang merupakan nyamuk penyebab Demam Berdarah (DBD) dan Chikungunya.

“Berdasarkan imbauan WHO, masyarakat harus waspada serta melakukan berbagai cara demi menghindari gigitan nyamuk,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr Herlin Ferliana MKes dalam rilisnya berkaitan Hari Nyamuk Sedunia, Jum’at (21/8/2020) malam.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melansir, sampai dengan semester I angka kematian akibat DBD dan kasus Malaria di Jawa Timur masih tinggi. Faktor penyebab nyamuk semakin banyak di antaranya, karena cuaca, tumpukan barang yang terlalu banyak, tanaman-tanaman liar, dan banyaknya genangan air.

Menurut Herlin Ferliana, jumlah kasus DBD di Jawa Timur sampai 31 Juli 2020 sebesar 6.420, daerah dengan kasus tertinggi DBD di Malang, untuk jumlah angka kematian akibat DBD sebesar 58 orang, Pacitan menjadi daerah tertinggi angka kematian akibat DBD yaitu 7 orang.

“Sedangkan, untuk total jumlah kasus Malaria di Jawa Timur sampai semester 1 2020 sebesar 190, daerah tertinggi yaitu Kota Madiun 46 kasus dan Trenggalek 29 kasus. Jumlah kematian akibat Malaria ada 2 kasus, di Jember 1 orang dan Kota Malang 1 orang,” tambahnya.

Untuk menekan angka kasus DBD dan Malaria, Dinkes Jatim menghimbau masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan kegiatan 3 M Plus minimal satu minggu sekali secara rutin, dengan penerapan satu rumah satu jumantik artinya setiap rumah/ bangunan/ institusi/ instansi agar ada 1 (satu) orang yang bertanggung jawab memantau jentik.

Kegiatan 3 M Plus meliputi, membersihkan bak mandi, vas bunga, tempat minum binatang peliharaan, tatakan dispenser, menutup rapat Tempat Penampungan Air (TPA), menyingkirkan barang bekas seperti ban bekas, botol plastik, kaleng bekas. Plus memberantas larva dengan larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, memasang ovitrap /larvitrap/ mosquitotrap, menghindari gigitan nyamuk dengan cara menanam pohon pengusir nyamuk, kelambu, repelent dan sejenisnya.

Dinkes Jatim menghimbau kepada masyarakat, apabila ada anggota keluarga dengan gejala demam, 2 hari tidak turun panasnya setelah minum obat penurun panas, agar segera dirujuk dan membawa ke Fasyankes terdekat.

Masyarakat dapat memberikan pertolongan pertama dengan memberi minum sebanyak-banyaknya. Minuman berupa, air putih boleh dibubuhi gula atau oralit, susu, air kelapa, jus, kuah sop, kuah kaldu. Serta memberi obat penurun panas, kompres, dan segera bawa ke sarana pelayanan kesehatan terdekat. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: