Jakarta, EDITOR.ID, – Kemenangan Jonatan Christie atas Li Shi Feng tak mampu membuka peluang Indonesia menyabet gelar Juara Thomas Cup 2024. Pasalnya Ganda putra Indonesia Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri harus mengakui keunggulan tuan rumah pada partai keempat babak final, yang membuat tim Merah Putih harus puas menjadi runner up Piala Thomas 2024.
Bagas/Fikri kalah dari ganda China He Ji Ting/Ren Xiang Yu dalam straight set 11-21,15-21 yang berlangsung di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, China, Minggu.
Hasil tersebut membuat Indonesia kalah 1-3 dari China, setelah tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan ganda Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto takluk di tangan tuan rumah, namun Jonatan Christie berusaha memperpanjang napas Indonesia pada babak final ini.
Pada gim pertama Bagas/Fikri salah langkah hingga tertinggal cukup jauh 3-10. Ganda Indonesia peringkat sembilan dunia itu harus merelakan set pertama dengan 11-21.
Selisih angka yang jauh pada gim pertama, membawa rasa kepercayaan diri yang lebih kepada ganda China. Meski begitu, Bagas/Fikri berhasil mengimbangi permainan He/Ren dengan saling mengejar angka.
Namun, Bagas/Fikri tak dapat menjaga perbedaan poin dan tertinggal 7-11 pada paruh gim kedua. Ganda Indonesia mencobamembalikkan keadaan, namun selisih angka semakin lebar hingga menyerah 15-21.
Jonatan Sempat Buka Peluang Indonesia
Sebelumnya tunggal putra Jonatan Christie memperpanjang napas Indonesia pada babak final Piala Thomas 2024 yang digelar di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, China, Minggu.
Jonatan menang 21-16, 15-21, 21-17 dalam tempo 77 menit atas wakil tuan rumah Li Shi Feng untuk membuat kedudukan Indonesia menipiskan kedudukan menjadi 1-2.
Di atas kertas, Jonatan memang unggul 5-1 dari Li, dengan kemenangan terakhir direbut wakil Indonesiia itu pada Kejuaraan Bulutangkis Asia (BAC) 2024. Namun, pada kejuaraan beregu ini, Li memberikan perlawanan yang alot.
Meski Jonatan sempat beberapa kali terkejar, dia dengan gigih mencoba meraih angka demi angka dengan sabar dan akhirnya membungkus gim pertama dengan kemenangan 21-16.
Pada gim kedua, Li terlihat mengubah pola permainannya dengan memberikan tekanan melalui serangan-serangan yang lebih cepat. Gemuruh penonton yang memadati stadion juga membuat Li semakin nyaman menerapkan strateginya.
Upaya tersebut berbuah manis sehingga Li merebut gim kedua dan memaksakan game ketiga dimainkan.
Gim penentuan kembali berjalan sengit. Laju perolehan angka kedua pemain berjalan cukup rapat. Namun, Jonatan memberikan penampilan yang sangat berkualitas yang memadukan kekuatan mental dan teknik yang baik di lapangan.