Ramallah, EDITOR.ID,- Dewan Tinggi Pemuda dan Olahraga Palestina atau The Palestine Higher Council of Youth and Sports mengaku sedih dan prihatin atas nasib Indonesia yang gagal menggelar Piala Dunia U-20.
Keputusan FIFA mencoret status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 konon lantaran tanggapan sejumlah tokoh dan penolakan beberapa kalangan di Indonesia atas kehadiran Timnas Israel.
Terhadap masalah ini Palestina mendukung penuh pendapat pemerintah Indonesia bahwa olah raga dan politik harus dipisahkan. Namun pemerintah Indonesia diyakini tak bisa meniadakan demokrasi dengan melarang pendapat pihak lain yang menolak Israel.
“Meskipun kami juga meyakini olahraga dan politik perlu dipisahkan, tetapi sulit untuk menutup mata terhadap tuntutan nasional karena ini meniadakan demokrasi,” bunyi pernyataan Dewan yang dilansir Wafa.
“Orang-orang Palestina menderita kematian dan kehancuran di tangan pendudukan yang diberdayakan oleh pemerintah sayap kanan paling ekstremis, rasis, dalam sejarah modern singkat Israel.”
“Dan kami sedih melihat standar ganda yang diterapkan oleh dunia yang beradab dalam menanggapi skenario serupa ketika dilakukan oleh aktor yang berbeda.,” bunyi pernyatan Dewan itu.
Itu merujuk kepada sikap FIFA yang dengan cepatnya menjatuhkan larangan terhadap Rusia mengikuti kompetisi internasional setelah Ukraina diserang.
“Keputusan telah diambil melarang Rusia dari kompetisi internasional atas invasi ke Ukraina,” sebut Dewan Palestina.
Namun Palestina sangat menyayangkan FIFA tidak punya itikat untuk menindak Israel.
“Tetapi FIFA menahan diri selama beberapa dekade untuk mengambil tindakan kecil terhadap Israel karena pendudukan ilegal Palestina, pelanggaran berkelanjutan terhadap hak asasi manusia, rasisme, segregasi, dan penghancuran sistematis infrastruktur Palestina,” kata pernyataan itu.
“Sebaliknya, FIFA memutuskan untuk menghukum mereka (seperti Indonesia) yang mendukung para korban (Palestina), daripada menghukum para pelaku (Israel).”
Palestina mendesak FIFA untuk menggunakan standar yang sama dalam urusan sepak bola internasional.
“Indonesia tidak akan berada dalam situasi ini seandainya FIFA menegakkan peraturan yang sama dalam kasus Israel seperti yang terjadi dengan Rusia.” bunyi pernyataan dewan pemuda dan olahraga Palestina.
“Kami menyesal bahwa hal ini menyebabkan Indonesia diambil haknya menjadi tuan rumah, tetapi yakinlah setiap pendukung keadilan akan menerima kebaikan dan akan lebih banyak negara akan segera hadir mengikuti jejak Indonesia. Apartheid perlu dilawan,” bunyi pernyataan itu. (wafa)