Strategi Direktur ID Food Dirgayuza Atasi Lonjakan Harga Daging di Bulan Ramadhan

Dirgayuza sudah punya strategi dalam mengatasi tingginya tingkat konsumsi tersebut. Untuk menjaga kestabilan pasokan daging, Dirgayuza mengatakan pihaknya selalu melakukan impor selama periode itu.

Direktur Pengembangan Bisnis & Pengendalian ID Food, Dirgayuza Setiawan memberikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Kamis (29/2/2024). Foto Instagram @dirgayuza

Jakarta, EDITOR.ID,- Sosoknya masih muda beliau. Tapi inovasi dan cara menghadapi masalah dituntaskannya dengan ide-ide itu. Itulah sosok Dirgayuza Setiawan yang saat ini mengemban jabatan sebagai Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha ID Food.

Tugasnya tentu mengamankan pangan nasional agar tidak terjadi lonjakan atau kenaikan yang mengganggu terpenuhinya pasokan kebutuhan pokok masyarakat.

Di acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Kamis (29/2/2024), Dirgayuza Setiawan membeberkan kiat dan strateginya dalam mengatasi lonjakan permintaan daging di pasar dalam negeri.

Dirgayuza mengatakan bahwa tingkat konsumsi daging selalu melonjak 5 kali lipat selama bulan suci Ramadan dan Lebaran.

Alhasil dengan melonjaknya konsumsi daging di masyarakat, otomatis harga daging di pasar melonjak drastis selama periode tersebut.

“Jadi konsumsi daging di Indonesia cukup unik. Di mana ramadan dan lebaran itu naik 5 kali lipat daripada konsumsi bulanan pada umumnya,” kata Dirgayuza memaparkan kondisi yang ia akan prediksi.

Dirgayuza tampil lugas menjadi pembicara bersama-sama dengan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Kepala Bapanas Arif Prasetyo Ada, dan Dirut Perum Bulog Bayu Krisnamurti.

CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Kamis (29/2/2024). Foto Instagram @dirgayuza

Dirgayuza sudah punya strategi dalam mengatasi tingginya tingkat konsumsi tersebut. Untuk menjaga kestabilan pasokan daging, Dirgayuza mengatakan pihaknya selalu melakukan impor selama periode itu.

Langkah tersebut dilakukan demi mengontrol tingginya lonjakan harga daging di masyarakat selama bulan suci ramadan dan lebaran.

“Kami ada impor 20 ribu ton untuk sapi dari Brasil dan ada sapi hidup impor dari Australia,” tambah Dirgayuza.

Waktu atau timing impor sendiri, menurut Dirgayuza sangat penting diterapkan. Pasalnya jika tidak tepat dampaknya akan sangat besar ke harga di pasar khususnya daging.

Artinya hukum ekonomi berlaku. Jika permintaan minim stok melimpah, harga daging tentu akan turun. Begitupun sebaliknya, jika permintaan melonjak stok minim, maka harga akan meningkat.

“Timing menjadi penting. Terutama daging. Artiya kita waktu impor jelas saat ramadan dan lebaran,” tutupnya sebagaimana dilansir CNBC Indonesia.

Dirgayuza mengunggah fotonya sebagai pembicara di acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Kamis (29/2/2024).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: