“Karena jika kita bisa menyadarkan mereka, mengurangi jumlah pecandu narkoba dengan tingkat signifikan maka produsen narkoba akan kesulitan sendiri untuk mengembangkan kejahatannya,” katanya.
Menurut Augusto, orang-orang yang menggunakan obat-obatan adalah pasien bukan penjahat/
“Dan bahwa usaha kami untuk terus berusaha mengurangi korban,” tandasnya.
“Perlu diupayakan pendekatan-pendekatan berbasis pengurangan risiko kesehatan selain kriminal terhadap para pecandu narkoba, karena tren penyalagunaan narkoba yang terus meningkat dan rendahnya kesadaran akan bahaya penyalahgunaan narkoba,” tambah pria yang sejak lama telah berjuang memerangi narkoba ini.
Selain itu, lanjut Augusto, pendekatan-pendekatan yang realistis berbasis sosial di lapangan dengan organisasi kemasyarakatan khususnya kepemudaan, sekolah, aparat penegak hukum dan institusi terkait lainnya perlu terus dikerjakan.
Deputi Sekjen Organisasi Anti Narkoba BERSAMA Asri Hadi mengapresiasi semangat Presiden IFNGO Augusto Noguiera yang telah berkeliling dunia untuk mengkampanyekan dan berbagi pengalaman dalam mencegah dan memerangi kejahatan narkoba termasuk mengelola korban kecanduan barang haram ini.
“NGO di Indonesia harus banyak belajar kepada Mister Augusto, beliau adalah sosok aktivis anti narkoba yang sangat komitmen dan fokus dalam upaya memerangi narkoba dengan metode yang bagus dan punya pengalaman panjang soal itu,” ujar Asri Hadi.
Menurut Aktivis Anti Narkoba yang juga Wakil Ketua Panitia 24th Workshop IFNGO di Jakarta 26-29 Nopember ini, para aktivis anti narkoba dan NGO di Indonesia harus semakin erat dalam membangun jaringan komunikasi dan kerjasama antar NGO di Asean yang punya semangat sama untuk memerangi Narkoba.
“Saya sangat setuju bahwa pencegahan narkoba harus dilakukan dengan cara mengurangi jumlah pecandunya hingga titik yang paling rendah, karena itu akan membuat produsen tidak akan mampu mengembangkan peredarannya,” kata Pemimpin redaksi Media Online ini. (tim)