“Oleh karena itu menanggapi masalah ini saya mendukung dan saya menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh TNI adalah merupakan suatu langkah yang mengacu kepada aturan hukum yang berlaku di Indonesia,” katanya.
Dan tidak bisa kita pungkiri bahwa upaya TNI dalam upaya ataupun tindakan-tindakannya baik itu tindakan yang bersifat persuasif maupun tindakan yang bersifat keras.
“Ini yang harus disampaikan kepada masyarakat terkait dengan peran TNI tidak selamanya peran TNI itu melakukan tugas dalam rangka perang tetapi juga mendukung penegakan hukum yang ada di negeri baik itu di dalam maupun di luar,” tuturnya.
Menyikapi pernyataan Mayjen Dudung Abdurachman terkait tidak boleh ada kelompok yang merasa paling benar, Urbanisasi melihat pernyataan tersebut sudah tepat.
Urbanisasi berharap sikap tegas Mayjen Dudung ini bisa menjadi contoh bagi aparat TNI/Polri agar lebih berani dan solid dalam menjamin keamanan dan kenyamanan warga negaranya.
Dalam beberapa hari terakhir publik digegerkan oleh patroli pasukan TNI di Petamburan yang merupakan kediaman Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Para aparat TNI bahkan patroli membongkar berbagai baliho yang bertebaran di sekitar petamburan.
Beberapa hari kemudian saat apel gelar pasukan, Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman mengakui bahwa dirinyalah yang memerintah aparat TNI yang mencopot baliho yang berisi gambar Habib Rizieq.
Dudung bahkan menegaskan tidak boleh ada orang dan kelompok manapun yang merasa paling benar dan tidak patuh pada aturan. (tim)