Tapi cara pencegahan dari penularan virus yang kita yakini akan mampu menjaga diri kita dan meningkatkan imun kita perlu tetap kita lakukan sambil berikhtiar. Misalnya selalu berjemur di siang hari jam 11 agar virus mati terkena sinar matahari. Atau berkumur dengan garam dengan keyakinan virus yang sedang berada di mulut kita akan mati oleh garam.
Atau minum jahe sebagai upaya membangun sistem imun. Atau mandi dengan air hangat dan meningkatkan jumlah intensitas mandi setelah beraktivitas di luar rumah.
Memang mungkin sejumlah pakar epidemiologi atau dokter menyatakan cara mencegah seperti ini belum tentu efektif dan belum tentu benar karena belum diuji secara klinis dan tidak dipublikasikan di jurnal ilmiah atau tidak direkomendasikan organisasi kesehatan dunia WHO.
Namun daripada kita pasrah menunggu dunia kesehatan yang hingga hari ini belum menemukan vaksin untuk mencegah penularan virus Corona, apa salahnya sebuah keyakinan kita lakukan.
Karena tidak ada sesuatu yang tidak bermanfaat. Hanya saja kita belum menggali manfaat dan fungsi dari penggunaan pola pencegahan penularan virus Korona secara logika dan akal sehat. Semua pola dan keyakinan tersebut sebenarnya beririsan dengan logika masuk akal. Semua orang tahu sinar ultraviolet matahari sangat bermanfaat menjaga tubuh kita asal jangan kelamaan berjemurnya.
Semua orang tahu minuman jahe sangat berkhasiat menjaga imunitas tubuh kita. Jadi apa yang kita lakukan sebenarnya memiliki nilai kenormalan dalam upaya mencegah tertular oleh virus Corona.
Itulah yang bisa kita lakukan selagi kita masih menunggu apakah dunia kedokteran mampu menciptakan vaksin yang konon kabarnya akan efektif menjaga tubuh kita dari tertempel oleh virus yang mengganggu sistem pernafasan kita ini.
Semoga Covid cepat berlalu dan kita hidup tenang dan damai. (***)