Pagebluk

Oleh : Edi Winarto

Penulis Jurnalis Senior

Semasa bersekolah dari SD hingga SMP, penulis tinggal bersama nenek penulis di Yogyakarta. Penulis banyak mendapatkan nasehat dan wejangan kultur budaya jawa atau Kejawen.

Nenek penulis yang masih tulus dan sangat memegang teguh budaya Jawa banyak menceritakan sejarah masa lalu para leluhur. Suatu ketika nenek penulis bercerita tentang jaman Pagebluk yang pernah terjadi di tanah Jawa.

Syahdan di masa itu banyak orang terkena wabah penyakit. Tubuhnya tiba-tiba diserang virus hingga kudiken (bisulan) mengeluarkan nanah, Hingga kulit dan daging orang yang diserang virus bermunculan bisul, lalu membusuk dan orangnya meninggal.

Saat itu orang desa di Jawa menyebutnya Pagebluk. Suatu wabah yang datang dan menyerang siapa saja. Hingga kemudian muncul mitos dan tradisi di orang Jawa ketika mengadapi masa Pagebluk harus melakukan beberapa hal.

Pertama, tidak boleh keluar rumah dan tidak boleh berinteraksi dengan orang asing yang tidak dikenal.

Kedua, kalau ada yang meninggal karena kena wabah penyakit warga membunyikan kentongan tanda bahaya yang memberikan kode kepada warga agar segera masuk ke rumah dan tinggal untuk beberapa lama.

Dan ketiga, dalam tradisi dan adat Jawa, rakyat sangat memegang teguh dawuh (nasehat) para tokoh adat atau tokoh agama. Mereka pun menunggu nasehat atau perintah apa yang harus mereka lakukan untuk mengusir roh jahat dan menjaga diri dengan rasa aman dari ancaman wabah Pagebluk.

Maka pada masa itu tokoh yang menjadi panutan warga selalu memberikan wejangan filosofi untuk menyelamatkan dan menghindarkan rakyatnya dari ancaman virus asing di masa Pagebluk. Misalnya, meminta warga setiap Magrib untuk tidak berada di luar rumah, tapi kumpul di dalam rumah karena pergantian siang ke malam atau saat Magrib biasanya roh jahat bergentayangan.

Meminta warga untuk tidak menyalakan api karena sinar api mengundang perhatian roh jahat. Kemudian selalu menjaga diri. Bahkan ada tradisi memarut bawang merah dan bawang putih kemudian dicampur minyak kelapa dan dibalurkan ke seluruh tubuh.

Hal ini merupakan tradisi turun temurun yang diajarkan keluarga penulis dalam mengusir roh jahat. Selain membaca doa, juga mengusir roh jahat dengan logika-logika yang jika kita telusuri memang ada keterkaitan.

Di era kekinian, atau saat ini bangsa di dunia sedang menghadapi keganasan virus Covid-19. Jutaan orang sudah meninggal dunia akibat wabah atau Pandemi virus ini.

Lantas apa hubungan antara cerita mitos orang Jawa bernama Pagebluk dengan Pandemi Covid saat ini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: