Nenti ‘The Real Kuda Lumping Indramayu’ Pemakan Silet dan Beling

Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung ini memiliki kebiasaan aneh dan unik. Ia gemar makan benda tajam seperti silet, kaca lampu, beling dan benda keras serta tajam lainnya.

Nenti Wanita Usia 50 Tahun The Real Kuda Lumping

EDITOR.ID, Indramayu – Kisah kehidupan para seniman kuda lumping sungguh tidak layak dan penuh keterbatasan ekonomi. Hal inilah yang terjadi pada Nenti. Perempuan berusia 50 tahun itu sudah seperempat abad lebih menjalani hidup tidak biasa. Selama itu, wanita yang berkerja sebagai pemulung ini gemar makan silet, kaca lampu dan beling atau benda tajam lain. Jika tidak, tubuh Nenti akan merasa lemas dan kepalanya terasa pusing.

Bersama suaminya yang juga pemulung, Nenti sekarang tinggal di perkampungan nelayan Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu. Aslinya, ia warga Cirebon. Karena tak memilik rumah, keduanya menempati bangunan bekas WC umum milik pemerintah desa setempat.

Dilingkungannya sekarang, warga Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu mendapat julukan sebagai “Real Kuda Lumping” karena kebiasaannya itu.

Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung ini memiliki kebiasaan aneh dan unik. Ia gemar makan benda tajam seperti silet, kaca lampu, beling dan benda keras serta tajam lainnya.

Nenti mengaku tubuhnya merasa lemas dan kepalanya terasa pusing jika sehari tidak makan benda tajam tadi.

“Badan lemas dan kepala pusing kalau tidak makan silet atau beling,” tuturnya.

Karena kegemarannya ini, Nenti sering menjadi tontotan warga yang ingin menyyaksikan langsung bagaimana dia mengunyah dan menelan benda-benda tajam itu.

Nenti kini tinggal bersama suaminya di perkampungan nelayan di Dadap, Juntinyuat. Keduanya asal dari Cirebon, namun karena tidak memiliki rumah, akhirnya memutuskan tinggal di bangunan bekas WC umum milik Pemkab yang sudah tidak terpakai.

Julukan “Real Kuda Lumping” kepada nenti bukan tanpa alasan. Hal ini karena dulunya, wanita ini juga seniman pemain kuda lumping.

Saat aktif bermain sebagai kuda lumping dalam satu grup seni tradisional di Cirebon, Nenti sering unjuk kebolehan dengan memakan benda-benda tajam itu.

Rupanya, hal itu kemudian menjadi kebiasaannya. Nenti mengaku menikmati saat ia menggigit, mengunyah dan menelan benda-benda tajam itu. Bahkan saking menjadi kebiasaan, badannya merasa sakit bila dalam sehari tidak memakan satu benda tajam.

Nenti menceritakan saat dirinya menjadi pemain kuda lumping. Ia harus mematuhi syarat dari pemilik sanggar, harus bersedia makan silet, beling, kaca dan sejenisnya.

Ia bercerita, kebiasaan aneh itu terjadi saat ia masih aktif bekerja sebagai seniman kuda lumping.

Ada syarat khusus yang diterapkan oleh pemilik sanggar, yakni setiap pemeran kuda lumping harus bersedia makan silet, beling dan kaca. Syarat itu disanggupi, namun Nenti lebih dulu ‘diisi’ ilmu kebal dari sang pemilik sanggar. “Ada juga makanan lain, seperti bulir gabah, rumput dan lain-lain. Pokoknya makanan yang tajam-tajam gitu,” ujar Nenti, ditemui editor.id Minggu (20/12).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: