Keren! Berlomba-Loma Temukan Alat Deteksi Covid Buatan Dalam Negeri

EDITOR.ID, Jakarta,- Keren! Anak bangsa tidak mau kalah dengan asing. Daripada hanya berdebat dan beretorika di media massa soal Covid-19. Justru yang dilakukan sejumlah lembaga penelitian dan Perguruan Tinggi ini tanpa gaduh dan publikasi media, mereka terus bekerja keras melawan Covid-19.

Mereka berjuang berinovasi menemukan alat pendeteksi Covid-19 yang simpel dan murah. Namun yang menarik, alat ini buatan dalam negeri, karya anak bangsa kita.

Berbagai alat deteksi infeksi virus corona penyebab penyakit Covid-19 buatan dalam negeri akan tersedia dalam waktu dekat selain GeNose yang dijual dengan harga Rp25 ribu.

Beberapa peneliti seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kolaborasi penelitian Universitas Padjadjaran(UNPAD) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) juga mengembangkan alat deteksi Covid-19 lain.

Salah satunya penemuan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan nama RT-LAMP dan LFIA LIPI. Alat bernama RT-LAMP dan LFIA ini merupakan deteksi virus Covid-19 yang dikembangkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko menyatakan RT LAMP ini tidak perlu menunggu antibodi tertentu untuk pendeteksianya. Berdasarkan pengujian awal, waktu reaksi hanya membutuhkan 1 jam.

RT LAMP telah digunakan untuk deteksi virus influenza, MERS, dan SARS. Adapun reagen untuk reaksi RT LAMP tersedia dengan harga sekitar Rp10 juta untuk 100 reaksi. Dengan demikian, reagen ini tiap reaksi yang dideteksi dengan alat ini dihargai Rp100 ribu.

Disamping itu LIPI juga sudah mengembangkan sistem deteksi cepat (rapid test) Covid-19 berbasis Nanopartikel Fluoresensi dalam Lateral Flow ImmunoAssay (LFIA) Kit.

Metode LFIA Kit berbasis gold nanopartikel (AuNO) akan didistribusikan dengan flourescent silica nanoparticle (FSNP), yang dapat disintesa secara lokal. Sehingga, Indonesia bisa memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor.

Selain LIPI, kolaborasi peneliti perguruaan tinggi Jawa Barat,yakni Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) juga menemukan alat pendeteksi Covid. Mereka namakan Deteksi CePAD Unpad dan ITB.

Deteksi CePAD merupakan alat deteksi yang dikembangkan dengan inovasi teknologi lebih maju dan simpel. Namun proses pengambilan Uji Cepad saat ini masih menggunakan sampel nasofaring (swab).

Melansir situs resmi, sensitivitas Uji Cepad saat ini sudah 93 persen. Perolehan hasil ini merupakan peningkatan dari sebelumnya di bawah 10 persen, hingga 70 persen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: