EDITOR.ID, Jakarta,- Wakil Sekjen Partai Gerindra Mohammad Nuruzzaman, mundur dari partainya. Apa tanggapan Partai Gerindra? Ini jawabannya: Partai Gerindra menuding eks kadernya itu mundur karena ditawari maju sebagai calon anggota legislatif dari partai lain. Namun Gerindra tak menyebut partai apa yang dimaksud.
“Menurut informasi yang bisa kami percaya, Nuruzzaman itu sengaja melakukan surat terbuka ini karena sudah ditawari oleh partai tertentu untuk bergabung. Salah satu partailah, kita mendapat informasi yang valid,” kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade sebagaimana dikutip dari detikcom, Rabu (13/6/2018).
Andre juga menyatakan Nuruzzaman tak pernah aktif di Gerindra. Ia pun mengaku tak percaya jika Nuruzzaman menjabat wasekjen.
“Saudara Nuruzzaman itu tidak pernah aktif di Partai Gerindra ya. Beliau tidak pernah aktif, tidak punya informasi yang lengkap dan utuh soal Partai Gerindra tiba-tiba dia menyebar hoax. Mulai dari pernyataan beliau Partai Gerindra menjual isu SARA, itu tidak benar,” ujarnya.
“Saya juga nggak yakin beliau wakil sekjen di DPP Gerindra, saya kurang tahu juga posisi pasnya apa,” sambungnya.
Ia mengatakan Gerindra tak mempermasalahkan keluarnya Nuruzzaman dari partai. “Bagi kami, tidak masalah beliau mau pindah partai, tapi cara-cara beliau yang menebarkan hoax menuduh Partai Gerindra menebar isu SARA itu nggak benar,” ucap Andre.
Sebelumnya, Nuruzzaman mengundurkan diri dari Partai Gerindra karena menganggap Waketum Fadli Zon menghina Katib Aam (Sekjen) PBNU Yahya Cholil Staquf terkait kunjungan ke Israel. Melalui sepucuk surat terbuka yang ditujukan kepada Ketum Prabowo Subianto, kader Gerindra berlatar belakang santri ini membeberkan alasan lain terkait pengunduran dirinya.
Saat dimintai konfirmasi, Selasa (12/6/2018) kemarin, Nuruzzaman juga menuding Gerindra kerap memainkan isu agama untuk kepentingan kekuasaan. Tudingan itu menjadi salah satu pemicu mundurnya Nuruzzaman dari Gerindra.
“Seperti yang saya tulis (di surat) itu, misalnya menggunakan isu agama untuk kepentingan kekuasaan, tidak cocok dengan saya,” ujar Nuruzzaman. (tim)