Eri Cahyadi: Tidak Ada Mayoritas dan Minoritas di Surabaya Untuk Beribadah

EDITOR.ID, Surabaya, – Calon Wali Kota dan Wakil Walikota Surabaya nomor urut 1 Eri Cahyadi dan Armuji menegaskan untuk terus menjaga Surabaya sebagai kota yang penuh dengan nilai-nilai toleransi. Semua warga harus nyaman dan aman dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.

“Tidak ada mayoritas dan minoritas di Surabaya untuk beribadah. Kota Surabaya menjadi kota yang nyaman bagi semua kalangan, karena Surabaya menjadi barometer persatuan Indonesia,” ujar Eri Cahyadi dalam keterangannya, Sabtu (5/12).

Dalam debat publik tahap III Pilkada Surabaya, Eri bakal menggandeng berbagai elemen agar Surabaya terus menjadi kota yang nyaman dan damai untuk menekan penyebaran paham radikal. Dengan kerja sama lintas elemen, Surabaya bakal menjadi kota yang guyub, damai, dan berbineka dengan saling menghargai perbedaan yang ada.

“Kami akan membangun kerja sama dengan ormas keagamaan moderat, pesantren, Dewan Masjid, para tokoh lintas agama, tenaga pendidik mulai SD sampai perguruan tinggi untuk memberi pembelajaran toleransi,” ujarnya.

Eri-Armuji juga berkomitmen menekan penyebaran paham yang intoleran dan radikal. Di berbagai lini atau sektor, tidak boleh ada penyebaran paham radikal.

“Kita akan membersihkan kantor pemerintahan, mal, dan perumahan dari kelompok-kelompok radikal. Kita memastikan kehadiran negara untuk memperkecil ruang gerak penjajah ideologi radikalisme,” ujarnya.

Eri juga akan memantapkan wadah kerja sama lintas agama, tempat semua kalangan bersama-sama membangun kesepahaman untuk mewujudkan Surabaya yang damai dan guyub.

“Kita bentuk suatu wadah tempat berkumpul tokoh. Para kiai, romo, pemuda gereja, tokoh Hindu, tokoh Buddha, pemuda masjid, berbagai kelompok lintas agama, dan para penghayat kepercayaan. Berbeda itu biasa, berbeda itu hal yang lumrah. Tapi yang terpenting adalah NKRI, dan NKRI itu harga mati,” tegas Eri.

“Ini yang akan menekan radikalisme. Semua merasa nyaman dan tentram. Kita menolak radikalisme. Budaya Indonesia itu santun, ramah, toleran,” tambah Armuji. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: