Keterlibatan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sultra Raimel Jesaja telah dicopot dari jabatannya.
Raimel Jesaja terbukti telanjur sudah kaya raya — Namun ada yang lebih kaya dari Raimel Jesaja yakni Glen Ario Sudarto — memiliki harta ratusan miliar rupiah dari hasil jajahannya di tambang nikel di Mandiodo, Konut, Sultra.
PPATK mengungkapkan rekening pencucian uang Glen Ario Sudarto di Singapura — terbukti
Glen Ario Sudarto memimpin kejahatan tambang berskala besar di Mandiodo, Konut, Sultra.
Lebih dari 2.000 tongkang shipment ore alias bijih nikel dijual yang telah di alihkan ke smelter China Virtue Dragon dan IMIP Morowali, bahkan ada yang dialihkan ke smelter di Banten. Glen Ario Sudarto dan komplotannya merampok puluhan triliun rupiah.
Ternyata Glen Ario Sudarto ini pakai oleh PT LAM milik Windu Aji Susanto yang tak lain tak bukan adalah relawan Jokowi.
Terungkapnya Glen Ario Sudarto menjarah tambang nikel di Mandiodo, Konut, Sultra — mengungkapkan pula peranannya Crazy rich asal Brebes, Windu Aji Susanto ternyata bagian mafia tambang nikel di lingkaran Glen Ario Sudarto.
Sebelum terbongkarnya Glen Ario Sudarto ini sosok dirinya bukan siapa-siapa — modus yang dilakukan olehnya adalah dengan mencatut nama-nama pejabat — petinggi militer, pejabat tinggi di kejaksaan tinggi (Raimel Jesaja), petinggi di Polri, dan sebagainya.
Modus pemalsuan dokumen dilakukan mafia ore nikel pimpinan Glen Ario Sudarto
Selama kerjasama Perusahaan tambang milik Windu Aji Susanto, PT LAM dengan Perusda dan PT Antam, terungkap ada sepuluh kali pengapalan. Hal itu artinya penjualan nikel ke smelter.
Pantauan saksi menyatakan ada ratusan tongkang nikel yang dikirim ke smelter — itu berarti dijarah oleh Glen Ario Sudarto dari lahan PT Antam dan lahan koridor di Mandiodo, Konut, Sultra.
Perlu dijelaskan bahwa Koridor merupakan lahan di luar izin PT Antam maupun diluar izin PT-PT pemilik IUP lainnya.
Modus dilakukan Glen Ario Sudarto adalah bukannya ore nikel yang semestinya dijual oleh PT Antam, namun kenyataannya Glen Ario Sudarto lah yang menjual langsung ore nikel melalui kerjasamanya dengan seorang oknum bernama Hendra Wijayanto dengan memalsukan dokumen-dokumen penjualan.
Glen Ario Sudarto adalah otak memalsukan dokumen — urut-urutannya dimulai dari hulu penambangan asal ore (bijih nikel) dari nama-nama para pemilik PT, pemilik IUP, dokumen perpajakannya, SI, bekerjasama dengan Syahbandar, menyuap aparat Kejaksaan.
DPO Andi Andriansyah tertangkap
Selanjutnya Glen Ario Sudarto menggandeng boss (Direktur) PT Kabaena Kromit Pratama, Andi Adriansyah (Ian) yang sempat buron berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO).