EDITOR.ID, Surabaya,- Komunitas Ksatria Airlangga sebagai forum alumni Universitas Airlangga mengecam keras penyalahgunaan nama dan simbol Universitas Airlangga Surabaya oleh lembaga yang mengatasnamakan Pusat Studi Ekonomi Islam Internasional, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Airlangga (UNAIR).
Penyalahgunaan nama dan simbol FEB UNAIR itu tertera dalam surat undangan diskusi panel yang menghadirkan pembicara utama Cawpres Sandiaga Uno pada Kamis, 7 Februari 2019 yang telah tersebar melalui jejaring medsos.
Acara Diskusi panel yang bertajuk “Membangun Indonesia Sebagai Pusat Syiar Islam Dunia Dalam Era Globalisasi†mengatasnamakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pusat Studi Ilmu Ekonomi Islam Internasional.
Dalam undangan tertulis, DR. H. Sandiaga Salahuddin Uno, MBA sebagai pembicara utama dengan narasumber Prof.DR. Suroso Imam Zadjuli, SE, Prof.DR. H. Edi Swasono dan DR. Ichsanuddin Noorsy, Msi.
Bertindak sebagai pengundang dan bertandatangan, Prof.DR. Suroso Imam Zadjuli, SE Direktur Pusat Studi Ilmu Ekonomi Islam Internasional, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga.
Protes keras ini disampaikan Ksatria Airlangga atas nama Alumni Universitas Airlangga melalui koordinatornya Teguh Prihandoko menyikapi penggunaan logo Universitas Airlangga yang digunakan di surat undangan tersebut.
“Atas nama seluruh alumni yang tergabung dalam Ksatria Airlangga, kami memprotes keras penggunaan logo kampus Unair (Fakultas Ekonomi) di undangan acara tersebut, karena menurut kami tidak ada kaitannya dengan program dan studinya,†ucap Teguh dalam siaran persnya, Rabu (6/2/2019) di Surabaya.
Teguh Prihandoko menegaskan, lembaga studi tersebut bukan merupakan lembaga resmi di bawah FEB UNAIR.
“Saya sudah kontak Dekan FEB Unair dan beliau menegaskan FEB Unair tak memiliki hubungan apapun dengan pusat studi tersebut. Mereka telah mencatut nama besar Unair,†kata Teguh.
Teguh mendesak agar Pusat Studi Ekonomi Islam Internasional segera membatalkan acra tersebut.
“Sungguh cara-cara yang mereka pakai tidak etis dan menodai dunia akademik,†tegasnya.
Menurut Teguh, acara yang akan digelar lebih kental nuansa politiknya, apalagi menghadirkan Cawapres pasangan nomer urut 02 Sandiaga Salahudin Uno sebagai pembicara utama.
“Jika diteruskan, kami akan menempuh jalur hukum. Ini bukan soal pilihan di Pilpres mendatang, tetapi ini murni menyangkut marwah kampus yang harus steril dari praktik politik praktis,†tandas alumnus FEB Unair angkatan 85 ini.
Oleh karenanya, Teguh mendesak kepada seluruh pihak yang terlibat diacara tersebut, agar segera mencopot logo Unair yang tertempel di surat undangan dan di tempat lain
“Dengan tegas kami meminta agar segera dilakukan perbaikan oleh para oknumnya yakni penyelenggara acara itu,†imbuhnya.
Sementara deklarator Komunitas Ksatria Airlangga Heru Hendratmoko di Jakarta juga mengaku kaget dengan beredarnya undangan tersebut.
“Saya semula mengira itu lembaga resmi Unair. Tapi setelah saya cek ke teman-teman di Surabaya, ternyata itu klaim sepihak. Saya kira sebaiknya Sandiaga Uno membatalkan saja kehadirannya di Surabaya, daripada malu karena pengundangnya bukan lembaga resmi Unair,†ujar Heru.
Surat undangan yang menyalahgunakan institusi Unair itu diketahui beredar di grup-grup whatsapp dan mendapat banyak tanggapan, terutama karena mengatasnamakan Universitas Airlangga.
Namun beberapa saat kemudian juga beredar pernyataan dan klarifikasi dari Prof. Dr. Dian Agustia Dekan FEB Unair, yang menyatakan bahwa Undangan tersebut BUKAN kegiatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, melainkan murni kegiatan Pribadi dari Guru Besar Emeritus Prof. Suroso Imam Zadjuli. Dengan demikian, kegiatan tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan FEB dan Universitas Airlangga. (tim)