Awas Media Sosial Rentan Bikin Umat Berbuat Dosa Jariyah, Seperti Apa

Dosa jariyah atau dosa yang nilainya terus-menerus misalnya ketika kita melakukan fitnah kepada orang sehingga menjadi prasangka buruk saat kita share di media sosial misalnya.

Ilustrasi Media Sosial

Jakarta, EDITOR.ID,- Kemajuan teknologi digital ternyata memilih pengaruh besar mengubah kehidupan dan pola perilaku manusia. Salah satu perubahan terjadi dengan adanya penemuan media sosial, sebuah aplikasi untuk menjembatani interaksi antar manusia dengan sangat cepat tanpa batas, tanpa wilayah. Tanpa kita sadari banyak sekali sekarang ini seluruh pengguna internet nyaris kecanduan bermedia sosial tanpa mengenal waktu.

Mereka sibuk melihat dan memposting komentar, aksi, dan bermacam ulah di Whatss Ap Grup, Facebook, Instagram, Tiktok, Youtube dan sebagainya.

Dengan banyaknya konten yang beredar di media sosial, kita juga semakin rentan melihat konten-konten negatif seperti berita bohong, video tidak bermanfaat dan lain-lain. Konten negatif dapat menyebabkan orang yang membagikan mendapatkan dosa jariyah.

Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Universitas Islam Negeri Medan Dr. M. Syukri Albani, M.A pernah menjelaskan tentang Dosa Jariyah di Media Sosial. Salah satunya, ia merujuk pada interaksi seorang muslim di media sosial yang mengarah pada praktik berburuk sangka dengan orang lain.

Ia mengingatkan pentingnya bagi kita untuk menghindari dosa jariyah dari penggunaan media sosial dengan kurang baik.

Dosa jariyah atau dosa yang nilainya terus-menerus misalnya ketika kita melakukan fitnah kepada orang sehingga menjadi prasangka buruk saat kita share di media sosial misalnya.

“Kadang kita menganggap Ibadah fisik sudah cukup. Sholat gak pernah kita tinggalkan, puasa kita kerjakan dengan sempurna, sedekah kita melalukannya dengan baik, amalan-amalan sunnah yang lain kita kerjakan semampu dan seilmu yang kita miliki,” tuturnya sebagaimana dilihat di akun Youtube DAAI TV.

“Tapi masalahnya adalah setiap kita berinteraksi dengan media sosial, memposting sesuatu di media sosial yang kita, lalu mengakibatkan orang berburuk sangka, membuat orang menjadi tidak baik, apalagi memotivasi orang untuk melakukan hal buruk. Inilah yang disebut dengan dosa jariyah atau dosa terus-menerus,” tuturnya/

Lantas, apa itu dosa jariyah?

Istilah dosa jariyah sebetulnya tidak pernah disebutkan dalam hadits maupun ayat Al-Qur’an. Meski demikian, surah Yasin ayat 12 menyebutkan konsep serupa dengan itu yang disebut dengan bekas yang ditinggalkan manusia baik berbentuk jejak kebaikan dan kemungkaran.

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ

Artinya: Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami (pulalah) yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: