EDITOR.ID, Surabaya,- Penghinaan dan kata-kata kebencian musikus Ahmad Dhani Prasetyo yang merendahkan anggota Barisan Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama sebagai idiot berbuntut panjang.
Polda Jawa Timur (Jatim) secara resmi menetapkan calon legislator Gerindra itu sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik, Kamis (18/10/2018).
Kasus baru yang menjerat suami Mulan Jameela ini terkait dengan videonya saat merespons aksi demo Koalisi Elemen Bela NKRI di depan Hotel Majapahit, Surabaya, Agustus 2018 yang menolak rencana deklarasi #2019GantiPresiden.
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombespol Frans Barung Mangera mengungkapkan, penyidik telah meminta kterangan ahli pidana dan bahasa terkait pernyataan Dhani dalam video pendek yang sempat viral itu. Hasilnya, polisi menetapkan Dhani sebagai tersangka.
Frans Barung Mangera mengatakan Polda Jatim sudah memangil Dhani untuk menjalani pemeriksaan hari Kamis. Namun, pentolan Dewa 19 itu tidak hadir dan meminta penundaan pemeriksaan.
Sayangnya, kuasa hukum Ahmad Dhani tidak menjelaskan alasan jelas soal ketidakhadiran kliennya ke Polda Jawa Timur.
“Tim penyidik menyampaikan bahwa yang bersangkutan (Ahmad Dhani) tidak memiliki alasan kenapa ingin menunda untuk memenuhi panggilan kami. Makanya sangat kami sayangkan,” jelas Barung di kantornya.
Untuk itu, polisi kembali melayangkan surat panggilan kedua kepada Ahmad Dhani dengan status yang sama sesuai ketetapan Undang-undang. Pemanggilan tersebut punya jangka waktu hingga satu minggu ke depan.
“Sampai sejauh ini tidak ada pencekalan karena yang bersangkutan proaktif meski minta ditunda tanpa alasan. Nanti penyidik yang menetukan kapan memanggil (Ahmad Dhani),” kata Barung.
Polda Jatim juga belum perlu memasukkan Dhani ke dalam daftar cekal di imigrasi.
Sebelumnya, suami Mulan Jameela tersebut sudah memenuhi panggilan Polda Jawa Timur dua minggu lalu, Senin (1/10/2018). Pada pemanggilan tersebut, polisi memeriksa Ahmad Dhani sebagai saksi.
Ahmad Dhani dilaporkan ke polisi karena menyebutkan penolak deklarasi 2019 Ganti Presiden adalah idiot. Pihak yang melaporkan Politikus Partai Gerindra itu adalah Koalisi Elemen Bela (KEB) NKRI. KEB NKRI melaporkan Ahmad Dhani ke Polda Jawa Timur.
Celotehan Ahmad Dhani yang merendahkan anggota Banser sebagai orang idiot memantik emosi keluarga besar Ansor Nahdlatul Ulama.Wasekjen Rijalul Ansor Pusat, Muhammad Maftuh pun geram.
“Apa yang dikatakan Ahmad Dhani dan kelompoknya yang mengatakan Banser dan masyarakat Surabaya adalah idiot, yang idiot ini siapa sebenarnya,” kata Maftuh, saat ditemui di Surabaya, Minggu, 26 Agustus 2018.
Menurutnya, jika Dhani datang baik-baik ke Surabaya, dalam konteks konser, atau pun silaturahmi, pihaknya juga akan menerima musisi Dewa 19 itu secara baik. Namun jika maksud kedatangannya dengan tujuan mengkampanyekan #2019GantiPresiden di Surabaya, hal itu, kata dia tak bisa ditolelir.
“Kalau datangnya silaturahmi, atau konser musik, kita terima baik-baik. Tapi ini lain, anda (Dhani) mau ngobrak-ngabrik Surabaya,” kata Maftuh, menegaskan
Maftuh bahkan menekankan, sebenarnya tujuan #2019GantiPresiden mempunyai, tujuan terselubung.” Gerakan ini bukan untuk ganti presiden. Tapi untuk mengganti NKRI ini menjadi negara khilafah,” kata dia.
“Tagar itu cuma alibi mereka saja, jadi mereka itu ingin mengganti negara kita dengan negara sistem khilafah, kita udah tahu lah siapa yang ada di belakang mereka,” tambah dia.
Sebelumnya, di dalam vlognya Ahmad Dhani membuat pernyataan Banser NU dan kelompok yang menolak aksi #2019GantiPresiden sebagai idiot. Hal itu diutarakannya saat tertahan di Hotel Majapahit, Surabaya.
Dhani sempat menyampaikan permintaan maaf kepada massa aksi #2019GantiPresiden karena tak bisa bergabung di Tugu Pahlawan. Dia menyampaikan permintaan maaf tak bisa gabung karena ditahan polisi tak bisa keluar hotel. Selain itu, dia juga menyatakan bahwa di luar hotel ada sekitar 100an orang yang mendemo dirinya.
“Saya didemo oleh sekitar 100an orang. Aneh juga, biasanya yang didemo itu biasanya Presiden, Menteri, Kapolri. Lah ini musisi didemo. Udah gitu musisi yang gak punya beking polisi, beking tentara. Kita ini kan oposisi. Nah ini yang mendemo ini yang membela penguasa. Lak lucu aa…Ini idiot-idiot. Mendemo orang yang tidak berkuasa,†kata Dhani dengan logat Suroboyoan. (ian)