Yusril: Berita Suap Pembelian 12 Jet Mirage 2000-5 Qatar Itu Hoax Terbesar

Yusril menjelaskan, pembelian pesawat bekas dengan Qatar itu tidak pernah dilaksanakan, karena keterbatasan anggaran negara. Sekalipun perjanjian telah disapakati. “Tidak ada penalti apa pun kepada pemerintah RI akibat pembatalan itu,” jelasnya.

Ilustrasi Jet Mirage 2000-5

Jakarta, EDITOR.ID,- Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra membantah seluruh isi pemberitaan Meta Nex yang berjudul “Indonesia Prabowo Subianto EU Corruption Investigation” edisi Jumat (9/2/2024).

“Berita tersebut adalah hoax terbesar yang dilakukan media asing, jelang pencoblosan tanggal 14 Februari. Berita hoax tersebut adalah sebuah pembusukan politik,” tegas Yusril, yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Jumat (9/2/2024).

Dalam pemberitaan itu, Prabowo disebut terlibat kasus dugaan korupsi dan penyuapan senilai 55,4 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 866,03 miliar terkait pembelian 12 pesawat jet tempur Mirage 2000-5 bekas dengan pemerintah Qatar.

Uang itu disebut-sebut dijadikan modal Prabowo maju ke Pilpres 2024. Berita itu kemudian dikutip oleh berbagai media di Tanah Air.

Yusril menjelaskan, pembelian pesawat bekas dengan Qatar itu tidak pernah dilaksanakan, karena keterbatasan anggaran negara. Sekalipun perjanjian telah disapakati. “Tidak ada penalti apa pun kepada pemerintah RI akibat pembatalan itu,” jelasnya.

Guru besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia itu merinci, pemerintah Qatar memang menginginkan Indonesia membeli pesawat bekas tersebut secara tunai. Namun, pemerintah Indonesia ingin membelinya dengan cara kredit.

“Karena itu, kita menggunakan agen perusahaan dari Republik Ceko. Namun, karena keterbatasan anggaran kita, pembelian dengan cara utang pun akhirnya tidak jadi dilaksanakan,” tegas Yusril.

Dia juga membantah berita soal investigasi yang dilakukan Badan Anti Korupsi Uni Eropa kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, terkait pembelian pesawat bekas tersebut.

Yusril memastikan, tidak ada pemeriksaan apa pun terhadap Prabowo atas beredarnya berita bohong tersebut.

“Kalau investigasi itu ada, maka pihak Qatar dan agen dari Ceko akan lebih dulu diinvestigasi. Tetapi, hal itu tidak terjadi. Penulis berita Jhon William dan media yang memberitakannya bukanlah media mainstream, yang kredibilitas pemberitaannya dapat dipercaya. Pemberitaan dari media mainstream di luar negeri terkait hal tersebut, ternyata tidak ada,” beber Yusril.

Dia mengimbau seluruh masyarakat Indonesia, agar tidak begitu saja mempercayai berita yang sumbernya tidak kredibel.

Yusril mengajak seluruh masyarakat tetap tenang, dan tidak terpengaruh dengan pemberitaan-pemberitaan yang berisi pembusukan politik.

“Tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran kini begitu tinggi. Pasangan ini diprediksi akan menang. Karena itu, pembusukan politik mulai diembuskan untuk merusak kredibilitas Prabowo,” ujar Yusril. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: