Trah Soekarno Ramaikan Perburuan Kursi DPR, Siapa Lolos Siapa Gagal

Tak hanya dari keluarga Megawati yang mengikuti jejak leluhurnya, Bung Karno. Dari keluarga Guntur Soekarnoputri juga maju menjadi caleg PDIP, yakni Puti Guntur Soekarnoputra. Juga maju dari putra Rachmawati Soekarnoputra

Dua Putra dan Putri dari Puan Maharani Dalam Sebuah acara di PDI Perjuangan (Dok Istimewa)

Ia mencalonkan diri lewat PDI-P dapil Jawa Timur VI yang meliputi wilayah Blitar, Kediri, dan Tulungagung. PDI-P sendiri berhasil menjadi partai pemenang di dapil ini, dengan perolehan 548.721 suara. Dengan raihan tersebut, partai banteng berhak atas dua kursi DPR.

Namun, perolehan suara Romy kalah dari tiga caleg PDI-P lainnya di dapil ini. Romy yang hanya mendapatkan 51.245 diprediksi gagal melenggang ke parlemen.

Dua caleg PDI-P dengan perolehan suara terbanyak di dapil ini ialah Pulung Agustanto dengan 165.869 suara dan Sri Rahayu dengan 111.284 suara. Keduanya berhasil mengamankan kursi anggota dewan.

Mohammad Mahardhika (Putra Rachmawati Soekarnoputri-Caleg Partai Gerindra) : Gagal

Trah Bung Karno lain yang juga mencalonkan diri di dapil Jatim VI yaitu Mohammad Mahardhika Suprapto atau Didi Mahardika. Didi juga merupakan putra dari Rachmawati Soekarnoputri.

Namun, berbeda dari keluarganya, Didi mencalonkan diri lewat Partai Gerindra bersaing dengan Romy Soekarno.

Di dapil tersebut, perolehan suara Gerindra berada di urutan keempat dengan besaran 329.383. Jika dikonversi, Gerindra hanya mendapat satu kursi. Kursi tersebut dipastikan jatuh ke caleg dengan perolehan suara tertinggi, yakni Endro Hermono yang mengantongi 67.155 suara. Sehingga Mohammad Mahardhika gagal melenggang ke Senayan.

Pengamat politik Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati mengatakan, mendominasinya nama trah Soekarno menunjukkan pengaruh personalisasi politik yang masih kuat dari sosok presiden pertama Indonesia. ’’Itu sebagai faktor preferensi politik pemilih,’’ ujarnya kemarin.

Dia meyakini, meski sebagian sudah tidak menjabat, sosok mereka masih dipandang. ’’Masih ada dan kuatnya memori pemilih terhadap faktor kepemimpinan di masa lalu dan juga mungkin faktor karisma,’’ imbuhnya. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: